BAB I
PENDAHULUAN
Secara fitrah manusia itu bersih
dan suci, Kedengkian dan kebencian membuat manusia menjadi kotor Maka di bulan
suci ini mari kembali kita membersihkan jiwa agar kita dapat kembali kepada
fitrah .
Dibulan Ramadhan ini penting bagi kita menjaga
kesehatan , Bulan Ramadhan adalah bulan penuh pengapus dosa dan pembebasan diri
dari api neraka . Maka wajib
hukumnya bagi orang muslim untuk berpuasa . Alloh SWT berfirman :
“Hai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa”
(QS. Al Baqarah: 183)
Supaya lancar menjalani ibadah puasa maka kita harus Menjaga Kesehatan Dibulan Ramadhan dengan
sebaik-baiknya.
BAB II
PEMBAHASAN
POLA HIDUP SEHAT SELAMA BULAN PUASA
Berpuasa adalah salah satu kewajiban di bulan ini. Puasa
atau shaum (dalam bahasa Arab) artinya menahan diri dari makan dan minum serta
segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Pada artikel
ini saya tidak akan membahas puasa dari segi agama, akan tetapi saya akan
mencoba berbagi ilmu tentang bagaimana puasa bisa dijalankan dengan baik tanpa
harus kekurangan nutrisi dan tetap berenergi. Sebenarnya cara-cara menjalankan
puasa yang baik sudah dijelaskan dalam agama dan ternyata jika diikuti dengan
benar dapat memberikan kesehatan bagi tubuh dan puasa dapat dijalankan dengan
baik.
A.
Fisiologi
Puasa
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan yang sering muncul tentang
berpuasa adalah apakah berpuasa baik atau buruk bagi kesehatan? Berikut
gambaran singkat apa yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa. Perubahan yang
terjadi dalam tubuh selama berpuasa tergantung dari lamanya waktu berpuasa.
Secara teknis, tubuh memasuki keadaan berpuasa selama 8 jam atau lebih setelah
makanan terakhir dikonsumsi dan ketika pencernaan selesai menyerap zat-zat gizi
dari makanan. Dalam kondisi tidak berpuasa, glukosa yang disimpan di hati dan
otot digunakan sebagai sumber utama energi tubuh. Pada saat berpuasa, glukosa
inilah yang digunakan pertama kali untuk menyediakan energi. Setelah glukosa
habis, lemak akan digunakan sebagai sumber energi. Sejumlah glukosa dalam
jumlah yang kecil masih diproduksi melalui mekanisme lain di hati. Glukosa yang
diproduksi ini akan digunakan untuk proses-proses lain dalam tubuh.
Hanya puasa dalam jangka waktu yang lama selama beberapa
hari atau minggu yang membuat tubuh terpaksa menggunakan protein sebagai sumber
energi. Inilah yang sering dikenal dengan sebutan kelaparan (starvation) dan
jelas kondisi ini tidak sehat. Protein akan dilepaskan dari otot sehingga
orang-orang yang kelaparan akan tampak kurus dan menjadi sangat lemah.
Puasa selama bulan Ramadhan dilakukan hanya dari terbit
fajar sampai terbenam matahari, sehingga ada kesempatan buat tubuh untuk diberi
asupan energi dan zat gizi lain setelah berbuka puasa sampai mulai berpuasa
lagi. Jika konsumsi makanan pada saat ini dilakukan dengan cara yang tepat,
maka hal ini akan memberikan keuntungan berupa pengalihan yang perlahan dari
penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber energi, dan juga mencegah kerusakan
otot. Penggunaan lemak untuk energi membantu menurunkan berat badan,
mempertahankan massa otot, dan dalam jangka panjang akan mengurangi kadar
kolesterol darah. Sebagai tambahan, penurunan berat badan akan membantu dalam
kontrol terhadap diabetes dan mengurangi tekanan darah. Proses detoksifikasi
juga terjadi pada saat berpuasa, karena zat racun yang tersimpan lemak akan
larut dan dikeluarkan dari tubuh. Setelah beberapa hari berpuasa, beberapa
hormon tertentu (endorfin) mengalami peningkatan dalam darah, sehingga kita
menjadi lebih awas dan secara umum kondisi mental menjadi lebih baik/meningkat.
Makanan
dan minuman yang seimbang yang masuk dalam tubuh selama bulan puasa sangatlah
penting. Untuk mencegah pemecahan otot, makanan yang dikonsumsi selama bulan
puasa harus mengandung energi yang cukup dari karbohidrat dan lemak. Oleh
karena itu, diet yang seimbang diperlukan dan kebutuhan zat-zat gizi (karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral) dan air harus tercukupi.
B.
Makanan
dan Pola Makan Selama Bulan Puasa
Puasa di bulan Ramadhan dapat meningkatkan kesehatan
seseorang jika mengikuti pola makan yang benar. Pola makan dan makanan yang
sembarangan dan tidak dikontrol dapat mengganggu selama puasa. Faktor penentu
yang utama sebenarnya bukan dari puasa itu sendiri, akan tetapi makanan yang
dikonsumsi pada saat waktu tidak berpuasa (setelah magrib sampai sebelum
subuh). Untuk mendapatkan manfaat berpuasa, kita harus bijaksana memilih jenis
makanan yang dikonsumsi. Makan berlebihan pada saat berbuka puasa tidak hanya
membahayakan tubuh akan tetapi juga mengganggu kesehatan spiritual. Pada bulan
puasa otomatis jumlah makanan yang masuk akan lebih sedikit dibandingkan dengan
kondisi tidak berpuasa, sehingga diperlukan makanan dengan kandungan gizi
berimbang dan cukup. Usahakan memilih makanan sehat yang tidak jauh berbeda
dengan yang sering dikonsumsi pada bukan bulan puasa. Untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi selama bulan puasa. Kombinasikan makanan yang dikonsumsi dari berbagai
sumber makanan yang menyehatkan dan halal.
Ø Awali Dengan Sahur yang Tepat
Karbohidrat kompleks yang terdapat pada makanan akan
membantu pelepasan energi secara perlahan selama waktu berpuasa. Karbohidrat
kompleks terdapat pada misalnya beras merah, beras coklat, oatmeal, gandum
utuh, barley, kacang-kacangan, umbi-umbian, buahan, dan sayuran. Makanan yang
berkarbohidrat kompleks kaya akan kandungan serat pangan. Konsumsilah makanan
yang mengandung karbohidrat kompleks pada saat sahur. Jangan lupa untuk
mencukupi juga sumber protein, lemak, vitamin, mineral serta air. Jangan pernah
melewatkan sahur. Lakukan sahur menjelang imsak sesuai anjuran agama, hal ini
bertujuan agar makanan menjadi lebih lama dalam pencernaan kita dan kita tidak
merasa lapar yang berlebihan, serta tubuh tetap berenergi pada saat berpuasa.
Hindari minum kopi, teh ataupun minuman yang bersifat diuretik pada saat sahur.
Kopi dan minuman sejenis akan membuat orang sering buang air kecil. Salah
seorang pakar gizi, Ir Marzuki Iskandar, STP, MTP masih memperbolehkan konsumsi
teh asal jumlahnya sedikit. Susu rendah lemak dapat menjadi salah satu pilihan
menu sehat saat sahur.Sesuatu yang kurang tepat yang sering dilakukan oleh
orang yang sedang berpuasa yaitu melakukan sahur pada waktu yang terlalu awal,
kemudian tidur lagi. Hal ini menyebabkan terjadinya penimbunan lemak karena
kelebihan energi dan tidak ada aktifitas fisik yang cukup untuk memanfaatkan
energi yang berasal dari makanan. Selain itu, orang yang sahur pada waktu yang
terlalu awal, akan cepat merasa lapar, dan menjadi tidak berenergi serta cepat
mengantuk pada siang hari.
Ø Berbuka Puasa Dengan yang Manis
Pada saat berbuka puasa dianjurkan untuk mengkonsumsi yang
manis-manis. Manis disini identik dengan gula atau karbohidrat sederhana.
Tujuannya untuk segera mengembalikan kadar gula darah sehingga menjadi normal
kembali. Itulah sebabnya mengapa kita dianjurkan untuk segera berbuka puasa
jika sudah saatnya berbuka. Contoh makanan dan minuman yang mengandung
karbohidrat sederhana yaitu kurma, buah-buahan segar dan jus, sirup, susu, teh
manis, setup buah, kolak, dan kue-kue. Tapi ingat juga untuk tidak
mengkonsumsinya secara berlebihan. Konsumsilah makanan berbuka secukupnya,
misalnya 1 cup kolak atau beberapa butir kurma atau 1 cup teh manis hangat dan
snack sehat. Tujuannya untuk mempersiapkan saluran pencernaan agar siap menghadapi
makanan dalam jumlah besar.
Hindari makan besar pada saat berbuka puasa, karena akan
mengganggu pencernaan, lambung menjadi shock. Hindari mengkonsumsi kue-kue yang
diproses dengan cara digoreng atau yang diproses dengan campuran lemak yang
berlebihan. Makanan yang digoreng mengandung lemak yang berlebihan sehingga
dalam lambung akan dicerna lebih lama dan mengganggu pada saat makan malam.
Hindari juga minuman bersoda, minuman dingin atau yang dicampur es pada saat
berbuka karena menurut Prof. Dr. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
IPB, es dapat menahan rasa lapar sehingga hidangan lain yang lebih bergizi
tidak dapat disantap. Akibatnya, hal itu akan mengurangi asupan zat gizi yang
sangat diperlukan tubuh untuk memulihkan stamina. Demikian juga minuman bersoda
akan memberikan rasa kenyang, disamping pH atau keasamannya tergolong rendah
sehingga dapat mengganggu pencernaan (lambung). Minum minuman bersoda yang
berlebihan dapat membawa masalah terhadap kesehatan seperti kerusakan gigi,
kehilangan massa tulang, diabetes, dan melemahkan otot.
Ø Makan Malam yang Bergizi, Seimbang
dan Cukup.
Setelah berbuka puasa, kemudian lakukan sholat magrib.
Setelah itu baru makan besar/makan malam. Besar disini tidak berarti anda harus
makan sebanyak-banyaknya. Lakukan makan malam seperti biasa dalam jumlah yang
cukup dan dengan pilihan menu-menu yang menyehatkan. Cukupi kebutuhan nutrisi
dari makanan-makanan sumber karbohidrat (mis. beras merah, beras coklat,
gandum, oat, ubi-ubian, jagung), sumber protein (mis. daging rendah lemak,
ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, susu), sumber lemak (mis. ikan, minyak
zaitun, kacang-kacangan), sumber vitamin dan mineral (mis. buah-buahan,
sayur-sayuran). Hindari makanan yang digoreng atau yang diproses dengan menggunakan
lemak yang berlebihan. Menurut dr. Fiastuti Witjaksono, M.S. SpGK, pada
prinsipnya, puasa hanya menggeser waktu makan saja, jadi tidak ada yang
berubah, yang penting adalah seimbang. Hindari juga makanan-makanan yang
terlalu pedas atau yang mengandung bumbu yang merangsang karena dapat
mengganggu pencernaan.
Makan malam yang bergizi, seimbang dan cukup, akan membantu
pada saat beribadah sholat tarawih sehingga tidak menjadi lemas dan tetap
berenergi, selain itu perut tidak kekenyangan. Setelah sholat tarawih dapat
dilanjutkan dengan makan kecil atau snack. Ingat untuk selalu memilih makanan
kecil yang sehat, misalnya buah-buahan, roti gandum, kolak ubi, oatmeal
cookies.
Ø Jangan Lupakan Minum Air yang Cukup
Salah satu hal yang perlu diingat juga yaitu air. Tubuh
manusia terdiri dari 65% air sehingga asupan air pada waktu tidak berpuasa
mutlak diperlukan dalam jumlah yang cukup. Air tidak hanya dari air putih saja,
tetapi sudah termasuk air yang terkandung dalam susu, teh, kolak, sup, atau
makanan lain yang berkuah. Jadi cukupkanlah asupan air tubuh anda agar siap
menjalani puasa keesokan harinya.
Ø Suplemen
Untuk suplementasi selama bulan puasa, dapat dilakukan
sesuai dengan anjuran dokter khususnya orang yang mengidap penyakit tertentu.
Selain itu suplemen dapat juga dikonsumsi jika dirasa tidak cukup terpenuhi
dari asupan makanan. Kondisi kerja yang padat dan kondisi lingkungan yang dapat
menurunkan ketahanan tubuh selama berpuasa dapat diatasi dengan konsumsi
suplemen. Multivitamin yang antara lain mengandung vitamin (A, B, C, E, dan D),
serta mineral seperti kalsium, magnesium, besi, iodium, dan lain-lain dapat
menyuplai kebutuhan tubuh dan meningkatkan ketahanan tubuh. Contoh suplemen
lain yaitu whey protein. Whey protein dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
protein tubuh dan menjaga massa otot. Whey protein dapat diminum setelah kita
berolahraga di malam hari.
C.
Hal-Hal Yang Sebaiknya Dihindari
§
Makanan gorengan yang tinggi lemak, karena bisa
menyebabkan perasaan letih dan lesu selama berpuasa.
§
Makanan yang terlalu asin, sebab jenis makanan
tersebut memicu dehidrasi dengan cara menyerap air sebanyak-banyaknya dari dalam tubuh.
§
Makanan yang manis-manis juga perlu dihindari.
Meskipun terasa segar dan memuaskan, namun terlalu banyak menikmati makanan
manis bisa menghancurkan keseimbangan kadar gula dalam darah Anda.
§
Makan terlalu banyak saat sahur itu buruk,
karena metabolisme menjadi tidak seimbang.
§
Terlalu banyak minum teh atau kafein saat sahur
juga sebaiknya dihindari, keduanya menyerap nutrisi penting dari dalam tubuh
yang dibutuhkan saat berpuasa.
§
Langsung tidur setelah sahur atau berbuka puasa.
Tunggu 2-3 jam jika ingin tidur setelah makan, agar ada kesempatan bagi tubuh
untuk mencerna makanan Anda.
§
Hindari tidur setelah makan sahur. Kebanyakan orang sering tidur setelah
makan sahur. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya, karena makan sahur
saat masih tengah malam atau jauh dari terbit fajar. Selain tidak mengikuti
sunnah mengakhirkan sahur, shalat subuh mungkin tak bisa terjaga dengan baik.
Keadaan ini akan membuat tubuh semakin lemas pada siang hari.
§
Hindari sikap bermalas-malasan. Bermalas-malasan tidak dianjurkan
dalam Islam, lebih-lebih di bulan Ramadhan. Tetaplah aktif melakukan kegiatan
sehari-hari, termasuk amalan-amalan yang mendatangkan pahala serta olah raga
ringan. Berolah raga bisa dilakukan pagi hari, misalnya jalan, lari di tempat,
bersepeda atau yang lainnya. Aktivitas pada saat puasa justru dapat merangsang
pengeluaran hormon-hormon anti insulin yang berfungsi melepas gula darah dari
simpanan energi, sehingga kadar gula darah tidak menurun dan pada akhirnya
tubuh tetap segar bugar sepanjang haru. Apabila kantuk menyerang di pagi hari,
segera saja berolahraga secukupnya untuk membakar simpanan makanan supaya
menjadi energi, kemudian lanjutkan aktivitas Anda seperti biasanya, misalnya
taddarus Al Quran, bekerja, dan sebagainya.
D.
Olahraga
di Bulan Puasa
Menjalankan puasa bukan berarti berhenti berolahraga.
Aktifitas fisik tetap dibutuhkan untuk menjaga metabolisme tubuh dan tubuh
menjadi tidak mudah capek. Yang perlu diperhatikan yaitu pengaturan waktu
olahraganya dan jenis olahraganya. Menurut Prof. Dr. Made Astawan, alternatif
waktu terbaik untuk olahraga bukan menjelang waktu berbuka, karena kondisi gula
darah sudah mendekati ambang di bawah 60 mg/dl. Saat yang paling tepat dan
lebih rasional untuk berolahraga adalah usai sholat tarawih. Ada pendapat lain
yang mengemukakan bahwa olahraga kecil dapat dilakukan sebelum berbuka puasa.
Jika hal ini ingin dilakukan, pilihlah olahraga yang tidak membutuhkan energi
berlebih, seperti jalan kaki. Sholat tarawih selain sebagai sarana ibadah juga
secara tidak langsung adalah olahraga, karena pada saat sholat tarawih terjadi
pembakaran kalori.
Untuk penggemar olahraga fitnes dapat mengikuti panduan karena
olahraga fitnes menggunakan cukup banyak energi sehingga dianjurkan dilakukan
pada malam hari setelah berbuka puasa (dapat dilakukan setelah sholat tarawih
sehingga tidak mengganggu waktu beribadah). Latihannya pun dilakukan lebih
sedikit dibanding pada bulan-bulan tidak berpuasa yaitu sebanyak 3 kali
seminggu.
E.
Puasa
Itu Menyehatkan
Sebagai penutup di tulisan saya ini, saya ingin ingatkan
sekali lagi tentang pentingnya pengaturan makanan dan pola makan selama bulan
puasa ini. Dengan makanan dan pola makan yang sehat dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi pada saat menjalankan ibadah puasa. Hal ini juga akan menjadikan tubuh
kita tetap berenergi dan sehat selama menjalankan berpuasa. Menurut Prof. Dr.
Made Astawan, untuk memudahkan panduan kalori dalam penyusunan pola makan,
dapat mengikuti pembagian porsi energi seperti ini, yaitu 10-15% saat berbuka,
30-35% saat makan malam, 10-15% setelah selesai sholat tarawih, dan 30-35% saat
sahur. Jika tubuh kita sehat selama berpuasa, otomatis ibadah-ibadah yang lain
pun dapat kita laksanakan dengan baik.