Rabu, 11 Februari 2015

KECEPATAN AKSES INTERNET



KECEPATAN AKSES INTERNET

Kecepatan akses internet adalah kecepatan transfer data pada saat melakukan akses melalui jalur internet. Terdapat dua macam kecepatan akses internet, yaitu downstream dan upstream. Downstream merupakan kecepatan pada saat kita mengambil data – data dari server internet ke komputer kita. Misalnya, saat kita masuk ke search engine, browsing, dan lain – lain. Adapun upstream adalah kecepatan transfer data yaitu saat kita mengirimkan data dari komputer ke server. Baik downstream maupun upstream memiliki satuan kecepatan transfer data yaitu bps bit per sekon. Artinya, banyaknya bit data yang dipindahkan dari satu komputer ke komputer lain tiap detiknya.
Kecepatan akses internet dihitung dari jumlah data yang dikirim dalam satuan waktu. Jika kita mengirim 1kb file/detik, berarti kita telah mengirim 1.000 byte, dengan 1 byte = 8 bit maka data yang dikirim sama dengan 8.000 bit = 8 kbps kilo bit per sekon. Untuk satuan yang lebih besar mengggunakan Mbps mega bit per sekon berarti 1000 kbps.

Komponen

Ada beberapa komponen yang dapat memengaruhi kecepatan pemrosesan, antara lain :

Register

CPU berisi area memori kecil yang disebut register. Fungsinya untuk menyimpan data dan instruksi saat pemrosesan. Ukuran register (disebut juga word size) menentukan jumlah data yang dapat dipakai oleh komputer pada satu waktu . Pada saat ini kebanyakan PC (Personal Computer) memiliki register 32 bit, artinya CPU dapat memproses 4 bit data tiap waktu.

RAM

Jumlah RAM pada PC dapat memengaruhi kecepatan sistem . Makin banyak RAM pada PC, makin banyak program dan instruksi yang bisa disimpan di memori, dan jauh lebih cepat daripada disimpan di hard disk. Apabila PC tidak cukup memiliki memori untuk menjalankan program , data akan dipindahkan sementara ke hard disk (proses ini disebut swapping) dan hal ini akan menurunkan kinerja komputer.

Sistem Clock

Sistem Clock dalam komputer menetapkan kecepatan CPU menggunakan Kristal quartz yang bergetar. Satu gerakan clock adalah waktu yang dibutuhkan oleh transistor untuk mematikan transistor kemudian menyalakannya kembali. Hal ini disebut clock cycle, yang diukur dalam Hertz . Jika sebuah komputer memiliki kecepatan 300 MHz, artinya sistem clock berdetak 300 juta kali/ detik.

Bus

Bus yaitu jalur antara komponen – komponen pada komputer. Data dan instruksi berjalan pada jalur ini. Lebar jalur data dapat memengaruhi berapa banyak bit yang dapat ditransmisikan antar komponen komputer.

Cache Memory

Cache Memory adalah memori berkecepatan tinggi yang menyimpan data dan instruksi terkini yang sudah diload oleh CPU. Cache lebih cepat daripada memori biasa, dan sangat memengaruhi kinerja komputer. Ada dua jenis cache memory, yaitu Level-1 (L1) dan cache eksternal yang disebut Level -2 (L2).

Jenis Kecepatan Akses Internet

Kecepatan akses akan sangat bergantung pada teknologi jaringan di sekitar jarak dan jarak / kondisi lingkungan saat koneksi internet dilakukan. Adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memungkinkan kita dapat mengoneksikan komputer dengan internet melalui beberapa cara. Terdapat beberapa pilihan tipe / jenis kecepatan internet yang dapat digunakan. Berikut adalah kecepatan internet sesuai dengan saluran yang dipilih

Dial – Up

Jaringan telepon sudah merambah makin luas, sehingga kita dapat mengoneksikan komputer dengan internet. Cara menghubungkan komputer ke internet menggunakan kabel telepon sering disebut Dial – Up. Dial-Up melalui jalur PSTN (Public Switched Telephone Network) akan menghubungkan kita ke ISP Telkom. Koneksi ke Dial-Up ini umumnya digunakan pribadi-pribadi yang ingin menghubungkan internet dari rumah. Komputer yang digunakan biasanya komputer tunggal (bukan merupakan jaringan komputer). Kecepatan akses internet menggunakan Dial-Up dapat mencapai maksimal dengan kecepatan 56 Kbps.

DSL

Asymetric Digital Subcriber Line (ADSL) adalah suatu teknologi modem yang bekerja pada frekuensi 34 kHz – 1.104 kHz. Inilah penyebab utama perbedaan kecepatan transfer data antara modem dan ADSL dengan modem konvensional yang bekerja pada frekuensi kurang dari 4 kHz . Keunggulan ADSL yaitu memberikan kemampuan akses internet berkecepatan tinggi dan suara / fax secara simultan (di sisi pelanggan dengan menggunakan splitter untuk memisahkan saluran telepon dan saluran modem).

GPRS

GPRS (General Packet Radio Service), adalah komunikasi data dan suara yang dilakukan dengan menggunakan gelombang radio. GPRS memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan data dan suara pada saat alat komunikasi bergerak (mobile). Sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), dan penelusuran (browsing) internet. Layanan GPRS dipasang pada jenis ponsel tipe GSM dan IS-136, meskipun jaringan GPRS saat ini terpisah dari GSM dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai 56 kbps – 115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet , serta pengiriman data multimedia ke komputer, notebook dan handheld komputer.

3G

3G adalah third generation technology yang mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). 3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan kecepatan akses : Sebesar 144 kbps untuk kondisi gerak cepat (mobile) Sebesar 384 kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian) Sebesar 2 Mbps untuk kondisi static di suatu tempat

HSPA

High Speed Packet Acsess merupakan hasil pengembangan teknologi 3G gelombang pertama Release 99 (R99) sehingga HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan koneksi R99. Terkait jaringan CDMA ; HSPA dapat disejajarkan dengan Evolution Data Optimized (Ev-Do) yang merupakan perkembangan dari CDMA 2000. Jaringan HSPA sebagian besar tersebar pada spectrum 1.900 MHz dan 2.100 MHz namun beberapa berjalan pada 850 MHz . Spektrum yag lebih besar digunakan karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas serta kemampuannya untuk refarming dan realokasi spectrum UHF.
HSPA menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam arus data turun (downlink) HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan dalam arus naik (uplink) HSUPA (High Speed Uplink Packet Access), terkait standar pengembangan yang dilakukan Third Generation Partnership Project (3GPP) perkembangan lanjutan HSPA dapat semakin memudahkan akses ke dunia maya karena serat fitur rapi dan canggih sehingga dapat mengurangi biaya transfer data per mega bit.

Wireless LAN

Teknologi Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio . Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan. Namun , sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan juga point to point di luar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN didesain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa dioptimalkan pada lingkungan yang berbeda, dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel. 60000kbps

Broadband

Teknologi internet broadband secara umum didefinisikan sebagai jaringan atau servis internet yang memiliki kecepatan transfer yang tinggi karena lebar jalur data yang besar. Kecepatan transfer yang biasa dijanjikan oleh servis broadband sampai sekitar 128 kbps atau lebih. Jaringan Broadband dapat digunakan oleh banyak kalangan, mulai dari pelajar, pehobi game, sampai dengan kantor – kantor kecil dan kantor cabang yang ingin memiliki koneksi dengan kantor pusatnya yang mrmiliki kecepatan yang cukup tinggi. Teknologi broadband yang paling umum digunakan di Indonesia untuk menghubungkan koneksi internet untuk anda adalah teknologi DSL, teknologi cable dan fixed wireless. Masing – masing media memliki kekurangan dan kelebihan tersendir
CARA MENGHITUNG KECEPATAN INTERNET
kecepatan akses internet adalah kecepatan transfer data pada saat melakukan akses melalui jalur internet. Kecepatan transfer data adalah jumlah data dalam bit yang melewati suatu media tertentu dalam satu detik.
Jadi kalau ditulis dengan rumus, Kecepatan Internet (transfer data) dapat dihitung dengan rumus:
Kecepatan=Jumlah file data : Waktu (Sekon)
Jumlah file data = Kecepatan x waktu
Contoh soal: Berapa jumlah file yang diapat diakses per detik jika kecepatannya 102,4 bps dalam waktu 80 detik?
Jawab: Jumlah file yang dapat diakses= kecepatan x waktu, yaitu 102,4 x 80 =8192 byte (setara dengan 8 Kb). 1 Kb = 1024 Byte.
Jadi kecepatan akses internet dapat dihitung dari jumlah data yang dikirim dalam waktu tertentu. Jika kita mengirim 1 kb file/detik, berarti kita telah mengirim 1.000 byte, dengan 1 byte = 8 bit maka data yang dikirim sama dengan 8.000 bit = 8 kbps kilo bit per sekon. Untuk satuan yang lebih besar mengggunakan Mbps mega bit per sekon berarti 1000 kbps.
Perhitungan kecepatan akses internet, 1.000 bit/s= 1 kbps, 1.000.000 bit/s=1 Mbps. 1.000.000.000 bit/s=1 Gbit/s=Gbps. Kecepatan akses internet dial up di Indonesia rata-rata 56 kbps. Kecepatan transfer data tanpa kabel (wireless) 2,4 Ghz adalah 2 Mbps, sedangkan kecepaan switch standar adalah 100 Mbps.
Contoh Soal:
•Sebuah file mp3 dengan kapasitas 677KB dapat di download dalam waktu 2 menit. Hitung kecepatan internet yang digunakan!
•Berapa jumlah file yang dapat diakses per detik jika kecepatannya 328 Kbps dalam waktu 80 detik?
•Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendownload file dengan kapasitas 15,5MB dan kecepatan akses 0,2 Mbps ?
Menghitung Kecepatan Akses Internet dengan Software
Untuk menghitung kecepatan internet yang sedang kita pakai, tidak mungkin menghitung dengan rumus-rumus seperti di atas. Kecuali untuk untuk ulangan di kelas…. :)  Karenanya kita dapat menggunakan software yang dapat dengan cepat melacak kecepatan akses internet yang kita pakai.



Ada beberapa web penyedia tes kecepatan akses internet, diantaranya Speedtest.net, AuditmyPC.com, CNET, dll. Nah, untuk lebih mudahnya, silakan mencoba:
1. Speedtest.net

 
2. Auditmypc.com

3. CNET (Bandwidth Meter)


ASAL USUL KOTA CIREBON



ASAL USUL CIREBON
Asal kota Cirebon ialah pada abad ke 14 di pantai utara Jawa Barat ada desa nelayan kecil yang bernama Muara Jati yang terletak di lereng bukit Amparan Jati. Muara Jati adalah pelabuhan nelayan kecil. Penguasa kerajaan Galuh yang ibu kotanya Rajagaluh menempatkan seorang sebagai pengurus pelabuhan atau syahbandar Ki Gedeng Tapa. Pelabuhan Muara Jati banyak di singgahi kapal-kapal dagang dari luar di antaranya kapal Cina yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat, yang di perdagangkannya adalah garam, hasil pertanian dan terasi.
Kemudian Ki Gendeng Alang-alang mendirikan sebuah pemukiman di lemahwungkuk yang letaknya kurang lebih 5 km, ke arah Selatan dari Muara Jati. Karena banyak saudagar dan pedangan asing juga dari daerah-daer5ah lain yang bermukim dan menetap maka daerah itu di namakan Caruban yang berarti campuran kemudian berganti Cerbon kemudian menjadi Cirebon hingga sekarang.
Raja Pajajaran Prabu Siliwanggi mengangkat Ki Gede Alang-alang sebagai kepala pemukiman baru ini dengan gelar Kuwu Cerbon. Daerahnya yang ada di bawah pengawasan Kuwu itu dibatasi oleh Kali Cipamali di sebelah Timur, Cigugur (Kuningan) di sebelah Selatan, pengunungan Kromong di sebelah Barat dan Junti (Indramayu) di sebelah Utara.
Setelah Ki Gedeng Alang-alang wafat kemudian digantikan oleh menantunya yang bernama Walangsungsang putra Prabu Siliwanggi dari Pajajaran. Walangsungsang ditunjuk dan diangkat sebagai Adipati Carbon dengan gelar Cakrabumi. Kewajibannya adalah membawa upeti kepada Raja di ibukota Rajagaluh yang berbentuk hasil bumi, akan tetapi setelah merasa kuat meniadakan pengiriman upeti, akibatnya Raja mengirim bala tentara, tetapi Cakrabumi berhasil mempertahankannya.
Kemudian Cakrabumi memproklamasikan kemerdekaannya dan mendirikan kerajaan Cirebon dengan mamakai gelar Cakrabuana. Karena Cakrabuana telah memeluk agama Islam dan pemerintahannya telah menandai mulainya kerajaan kerajaan Islam Cirebon, tetapi masih tetap ada hubungan dengan kerajaan Hindu Pajajaran.
Semenjak itu pelabuhan kecil Muara Jati menjadi besar, karena bertambahnya lalu lintas dari dan ke arah pedalaman, menjual hasil setempat sejauh daerah pedalaman Asia Tengara. Dari sinilah awal berangkat nama Cirebon hingga menjadi kota besar sampai sekarang ini.
Pangeran Cakra Buana kemudian membangun Keraton Pakungwati sekitar Tahun 1430 M, yang letaknya sekarang di dalam Komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.
Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yang dikeramatkan yaitu kereta Singa Barong. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan.
Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1529 oleh [[Pangeran Mas Mochammad Arifin II] (cicit dari Sunan Gunung Jati) yang menggantikan tahta dari Sunan Gunung Jati pada tahun 1506. Ia bersemayam di dalem Agung Pakungwati Cirebon. Keraton Kasepuhan dulunya bernama Keraton Pakungwati, sedangkan Pangeran Mas Mochammad Arifin bergelar Panembahan Pakungwati I. Sebutan Pakungwati berasal dari nama Ratu Dewi Pakungwati binti Pangeran Cakrabuana yang menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia wafat pada tahun 1549 dalam Mesjid Agung Sang Cipta Rasa dalam usia yang sangat tua. Nama beliau diabadikan dan dimuliakan oleh nasab Sunan Gunung Jati sebagai nama Keraton yaitu Keraton Pakungwati yang sekarang bernama Keraton Kasepuhan.
Di depan Keraton Kesepuhan terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan. Dan di alun-alun inilah dahulunya dilaksanakan berbagai macam hukuman terhadap setiap rakyat yang melanggar peraturan seperti hukuman cambuk. Di sebelah barat Keraton kasepuhan terdapat Masjid yang cukup megah hasil karya dari para wali yaitu Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Sedangkan di sebelah timur alun-alun dahulunya adalah tempat perekonomian yaitu pasar — sekarang adalah pasar kesepuhan yang sangat terkenal dengan pocinya. Model bentuk Keraton yang menghadap utara dengan bangunan Masjid di sebelah barat dan pasar di sebelah timur dan alun-alun ditengahnya merupakan model-model Keraton pada masa itu terutama yang terletak di daerah pesisir. Bahkan sampai sekarang, model ini banyak diikuti oleh seluruh kabupaten/kota terutama di Jawa yaitu di depan gedung pemerintahan terdapat alun-alun dan di sebelah baratnya terdapat masjid.
Sebelum memasuki gerbang komplek Keraton Kasepuhan terdapat dua buah pendopo, di sebelah barat disebut Pancaratna yang dahulunya merupakan tempat berkumpulnya para punggawa Keraton, lurah atau pada zaman sekarang disebut pamong praja. Sedangkan pendopo sebelah timur disebut Pancaniti yang merupakan tempat para perwira keraton ketika diadakannya latihan keprajuritan di alun-alun.
Memasuki jalan kompleks Keraton di sebelah kiri terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan tembok bata kokoh disekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon sehari-harinya adalah lemah duwur yaitu tanah yang tinggi. Sesuai dengan namanya bangunan ini memang tinggi dan nampak seperti kompleks candi pada zaman Majapahit. Bangunan ini didirikan pada tahun 1529, pada masa pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Di pelataran depan Siti Inggil terdapat meja batu berbentuk segi empat tempat bersantai. Bangunan ini merupakan bangunan tambahan yang dibuat pada tahun 1800-an. Siti Inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek zaman Majapahit. Di sebelah utara bernama Gapura Adi sedangkan di sebelah selatan bernama Gapura Banteng. Dibawah Gapura Banteng ini terdapat Candra Sakala dengan tulisan Kuta Bata Tinata Banteng yang jika diartikan adalah tahun 1451.
saka yang merupakan tahun pembuatannya (1451 saka = 1529 M). Tembok bagian utara komplek Siti Inggil masih asli sedangkan sebelah selatan sudah pernah mengalami pemugaran/renovasi. Di dinding tembok kompleks Siti Inggil terdapat piring-piring dan porslen-porslen yang berasal dari Eropa dan negeri Cina dengan tahun pembuatan 1745 M. Di dalam kompleks Siti Inggil terdapat 5 bangunan tanpa dinding yang memiliki nama dan fungsi tersendiri. Bangunan utama yang terletak di tengah bernama Malang Semirang dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman. Bangunan di sebelah kiri bangunan utama bernama Pendawa Lima dengan jumlah tiang penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para pengawal pribadi sultan.Bangunan di sebelah kanan bangunan utama bernama Semar Tinandu dengan 2 buah tiang yang melambangkan Dua Kalimat Syahadat. Bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu. Di belakang bangunan utama bernama Mande Pangiring yang merupakan tempat para pengiring Sultan, sedangkan bangunan disebelah mande pangiring adalah Mande Karasemen, tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan Gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain 5 bangunan tanpa dinding terdapat juga semacam tugu batu yang bernama Lingga Yoni yang merupakan lambing dari kesuburan. Lingga berarti laki-laki dan Yoni berarti perempuan. Bangunan ini berasal dari budaya Hindu. Dan di atas tembok sekeliling kompleks Siti Inggil ini terdapat Candi Laras untuk penyelaras dari kompleks Siti Inggil ini.
KERATON KASEPUHAN CIREBON.
KERATON KASEPUHAN yang terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon merupakan keraton yang pertama sekali didirikan sekitar abad ke 13. Sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Cirebon pada masa itu.
Sebagai Keraton Kesultanan Cirebon yang pertama, Keraton Kasepuhan memiliki sejarah yang paling panjang dibanding ketiga keraton lainnya. Keraton ini juga memiliki wilayah kekeratonan yang terluas, wilayah kekeratonannya mencapai lebih dari 10 Ha. Keraton ini terletak di selatan alun-alun dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di sebelah barat alun-alun.

Pada masa awal didirikannya yang pertama kali dibangun adalah bangunan Keraton Pakungwati I. Keraton Pakungwati dibangun menghadap ke arah Laut Jawa dan membelakangi Gunung Ciremai.  Bangunan ini terdapat disebelah timur bangunan Keraton Pakungwati II.
Banyak sejarah penting yang tersimpan di dalam keraton ini, serta benda peninggalan yang terdapat didalamnya seperti: sebuah tandu berbentuk makhluk berkepala burung dan berbadan ikan. Hal ini melambangkan “Setinggi-tingginya seorang pemimpin dalam kepemimpinannya tetap harus mampu melihat dan menyelami keadaan setiap rakyat yang berada dibawahnya”.
Rentetan perjalanan panjang dalam membangun sebuah pemerintahan pada masa itu. Keraton Kasepuhan sebagai keraton yang pertama ada di Cirebon. Hal ini menunjukan betapa besar peran serta pengaruh budaya Cirebon dalam membangun ekonomi pada masa pemerintahan Kesultanan saat itu.
Keraton Kasepuhan memang saat ini tidak lagi memegang dan menjalankan tampuk pemerintahan di Cirebon
seperti pada masa Kesultanan. Namun sebagai peninggalan budaya, Keraton Kasepuhan memiliki arti dan peran yang sangat penting dalam perjalanan panjangnya membangun budaya dan ekonomi Cirebon.
Keraton Kanoman – Cirebon
Keraton Kanoman merupakan pusat peradaban Kesultanan di Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon.
Kebesaran Islam di Jawa Barat tidak lepas dari Cirebon. Sunan Gunung Jati adalah orang yang bertanggung Jawab menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, sehingga berbicara tentang Cirebon tidak akan lepas dari sosok Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati juga meninggalkan jejaknya yang hingga kini masih berdiri tegak, jejak itu bernama Kraton Kanoman. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah.

Kompleks Keraton Kanoman yang mempunyai luas sekitar 6 hektar ini berlokasi di belakang pasar Di Kraton ini tinggal sultan ke dua belas yang bernama raja Muhammad Emiruddin berserta keluarga. Kraton Kanoman merupakan komplek yang luas, yang terdiri dari dua puluh tujuh bangunan kuno. salah satunya saung yang bernama bangsal witana yang merupakan cikal bakal Kraton yang luasnya hampir lima kali lapangan sepakbola.
Di keraton ini masih terdapat barang barang Sunan Gunung Jati, seperti dua kereta bernama Paksi Naga Liman dan Jempana yang masih terawat baik dan tersimpan di museum. Bentuknya burak, yakni hewan yang dikendarai Nabi Muhammad ketika ia Isra Mi’raj. Tidak jauh dari kereta, terdapat bangsal Jinem, atau Pendopo untuk Menerima tamu, penobatan sultan dan pemberian restu sebuah acara seperti Maulid Nabi. Dan di bagian tengah Kraton terdapat komplek bangunan bangunan bernama Siti Hinggil.
Hal yang menarik dari Keraton di Cirebon adalah adanya piring-piring porselen asli Tiongkok yang menjadi penghias dinding semua keraton di Cirebon. Tak cuma di keraton, piring-piring keramik itu bertebaran hampir di seluruh situs bersejarah di Cirebon. Dan yang tidak kalah penting dari Keraton di Cirebon adalah keraton selalu menghadap ke utara. Dan di halamannya ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi. Di depan keraton selalu ada alun alun untuk rakyat berkumpul dan pasar sebagai pusat perekonomian, di sebelah timur keraton selalu ada masjid.
Kanoman
Keraton Kanoman, disebut juga Kesultanan Kanoman, yang menjadi tujuan pertama di pagi hari pada penggal awal Mei lalu ternyata terletak tersembunyi di balik keramaian pasar. Memerlukan energi berlebih untuk mencapai tujuan sejak para penjual jambu biji asal Desa Pagartoya yang menjajakan dagangan di depan Vihara Pancar Keselamatan, menunjukkan arah menuju keraton. Maklum, kendaraan harus membelah kerumunan penjual sayur-sayuran dan buah-buahan yang meluap hingga ke badan jalan. Nyaris tak bisa jalan kalau tidak ada bantuan dari petugas parkir pasar.

Keraguan menyergap ketika mulai memasuki kawasan keraton. Lengang, sepi. Di bagian luar, bangunan-bangunan seperti pagar yang menjadi pembatas kawasan keraton, pintu gerbang, hingga bangsal paseban, tampak tak terawat. Rerumputan tumbuh meninggi di beberapa tempat di halaman.
Tak terbayangkan tempat itu menyimpan sejarah panjang tentang kepahlawanan, juga syiar Islam, jika tidak menatap baik-baik bangunan utama. Memang tidak sebesar bangunan-bangunan di Keraton Yogyakarta, atau Surakarta, namun masih memancarkan kharisma tersendiri. Pagi itu, di Bangsal Jinem, tempat yang dulu acap dipakai petinggi keraton menerima tamu penting, sedang ada acara keluarga.
Rasa penasaran menggiring langkah merambahi halamannya yang teduh. Memang tampak keistimewaan jika mengamati lebih teliti bangunan-bangunan pagar maupun pintu gerbangnya. Pagar tembok maupun gerbangnya berhiaskan piring-piring porselen yang cantik. Porselin-porselen asli dari Negeri Tiongkok, kata Muhammad Rais (70), Lurah Kesultanan Kanoman, pemandu tamu.
Daya tarik utama Keraton Kanoman baru bisa dinikmati ketika memasuki museum yang terletak di sisi kanan bangunan utama. Di bangunan yang tidak terlalu besar itu tersimpan peninggalan-peninggalan keraton, mulai dari kereta kerajaan, peralatan rumah tangga, hingga senjata kerajaan.
Beberapa koleksi tampak tidak utuh. Perhatian langsung tertuju kepada jajaran kereta. Paling menonjol adalah kereta Paksi Naga Liman. Kereta itu, seperti tertera dalam keterangan, dibuat dari kayu sawo pada tahun 1350 Saka atau tahun 1428 Masehi oleh Pangeran Losari. Rais menyebutnya sebagai kereta kebesaran Sunan Gunung Jati, leluhur Kesultanan Cirebon, yang memerintah 1479 – 1568.
Pemberian nama itu berkaitan dengan pahatan kayu di bagian depan yang menggambarkan gabungan bentuk paksi (burung), naga, dan liman (gajah) memegang senjata. Paduan bentuk itu melambangkan persatuan tiga unsur kekuatan di darat, laut, udara, menyimbolkan keutuhan wilayah.
Keistimewaannya terletak pada bagian sayap patung yang bisa membuka-menutup saat sedang berjalan, juga bentuk rodanya yang berbeda dengan roda pedati biasa. Roda kereta dibuat cekung ke dalam. Rais menjelaskan, konstruksi roda seperti itu sangat berguna jika melewati jalanan berlumpur yang basah. Kotoran tidak akan menciprat mengotori penumpangnya.
Kereta yang lain adalah Jempana, kereta kebesaran untuk permaisuri dengan hiasan bermotif batik Cirebon. Kereta berbahan kayu sawo itu juga dirancang dan dibuat atas arahan Pangeran Losari pada tahun yang sama.
Nilai kebesarannya langsung terbayangkan ketika Rais menceritakan kereta-kereta itu dulunya ditarik enam ekor kuda. Dengan bangga pula ia menceritakan seorang insinyur Eropa pernah secara khusus mempelajari konstruksi roda kereta-kereta kesultanan itu.
Kereta-kereta itu menempati bagian tengah ruangan. Bagian pinggir museum dipenuhi koleksi yang lain. Di antaranya koleksi wayang golek papak, kursi pengantin, gamelan, meja tulis lengkap dengan perlengkapan menulis daun lontar dan ijuk aren yang berfungsi sebagai alat menulis, kotak-kotak termasuk kotak dari Mesir. Di salah satu sudut, bisa dilihat koleksi senjata, mulai dari aneka pedang lokal dan pedang Eropa, keris, senjata api, aneka perisai, dan meriam.
Hasil penelusuran sejarah menyebutkan Keraton Kanoman adalah pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang kemudian terpecah menjadi Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabon. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat dan pepakem, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal, seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Cirebon Utara.
Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, yang juga dikenal dengan Syarif Hidayatullah. Peninggalan sejarah kejayaan Islam masa lampau juga bisa ditemui di Tamansari Gua Sunyaragi, yang menjadi penutup acara berkeliling Kota Cirebon.
Kompleks bangunan yang didirikan pada 1852 di areal seluas 1,5 hektare itu, dulu merupakan tempat peristirahatan dan tempat menyepi Sultan Kasepuhan dan kerabatnya. Letaknya di Kelurahan Sunyaragi, 5 km sebelah barat pusat kota.

Banyak yang bisa dilihat, banyak yang bisa dipelajari. Sayang, bahkan pada hari Minggu pun peninggalan budaya leluhur itu sepi pengunjung
Keraton Kacirebonan.
Keraton Kecirebonan dibangun pada tanggal 1800, Keraton ini banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti Keris Wayang perlengkapan Perang, Gamelan dan lain-lain.
Seperti halnya Keraton Kesepuhan dan Keraton Kanoman, Keraton Kecirebonan pun tetap menjaga, melestarikan serta melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan sebagainya.
SILSILAH SULTAN KERATON KECERIBONAN


1. Pangeran Pasarean
2. Pangeran di Jati Carbon
3. Panembahan Ratu Pangeran di Pati Anom Carbon
4. Pangeran di Pati Anom Carbon
5. Panembahan Girilaya
6. Sultan Moh Badridini Kanoman
7. Sultan Anom Raja Mandurareja Kanoman
8. Sultan Anom Alimudin
9. Sultan Anom Moh Kaerudin
10. Sultan Carbon Kaeribonan
11. Pangeran Raja Madenda
12. Pangeran Raja Denda Wijaya
13. Pangeran Raharja Madenda
14. Pangeran Raja Madenda
15. Pangeran Sidek Arjaningrat
16. Pangeran Harkat Nata Diningrat
17. Pangeran Moh Mulyono Ami       Natadiningrat
18. KGPH Abdulgani Nata Diningrat Dekarangga



Gua Sunyaragi Cirebon.
Lebih kurang 5 Km ke arah barat dari jantung kota Cirebon, tepatnya dikelurahan Graksan, terhampar bangunan yang unik. Areal bangunan ini dikenal sebagai Tamansari Gua Sunyaragi. Petilasan dengan arsitektur estetik bernilai historis, serta mengungkap nilai-nilai spritual yang merupakan salah satu warisan budaya masa lalu yang terdapat di wilayah Cirebon, Pembangunannya dilakukan pada tahun 1703, sedangkan gagasannya berasal dari benak Sang Patih Keraton Kasepuhan yang bernama Pangeran Arya Cirebon. Tokoh ini dikenal sebagai peminta sejarah dan kebudayaan. Karya legendaris lainnya yaitu kitab sejarah “Purwaka Caruban” yang berhasil disusunnya pada tahun 1720. Sunya berarti sepi, dan Raga atau Ragi berarti jasmani.
Tempat Penyebaran Agama Islam dan Gua Pertapaan
Kereta Kencana Singa Barong milik Sunan Gunung Jati. Kereta hias, dulunya dipakai sebagai kendaraan Sunan. Ornamen Kereta Kencana penuh dengan perpaduan budaya, Jawa Kuno, Tiongkok, India, dan Mesir. Kereta Kencana Singa Barong ini juga menjadi simbol persahabatan.
Dulu, sebuah istana megah bernama Keraton Kasepuhan, kediaman Raja Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarief Hidayat berdiri kokoh di atas tanah seluas 185.500 meter persegi. Keraton Kasepuhan yang terletak di Cirebon, Jawa Barat ini pernah menjadi tempat sakral bagi masyarakat sekitar. Dari keraton inilah penyebaran agama Islam bermula.

Kini, istana megah itu tak ubahnya seperti rerun- tuhan bebatuan. Sebagian besar ruangan di Keraton Kasepuhan tidak berbentuk lagi. Hanya tumpukan batu bata merah dan bebatuan yang ada di keraton ini. Kabarnya, untuk merenovasi Keraton Kasepuhan dibutuhkan biaya sekitar Rp 50 juta per bulan.
Sayangnya, biaya renovasi tidak mampu diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Informasi Pariwisata, Yatna Supriyatna menuturkan, dana cagar budaya untuk Kota Cirebon hanya Rp 70 juta per bulan. Dana digunakan untuk semua tempat bersejarah di Cirebon. Jadi, tidak mungkin bila Rp 50 juta diberikan khusus untuk renovasi Keraton Kasepuhan saja.
“Keraton Kasepuhan memang tempat bersejarah utama di Kota Cirebon. Namun, kami belum mampu melakukan renovasi total. Dananya belum cukup,” ujar Yatna saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat, pada 14 Oktober lalu.
Keraton Kasepuhan, adalah sebuah tempat bersejarah di Kota Cirebon. Dari Jakarta, kota kecil ini hanya berjarak tiga jam perjalanan dengan kereta api. Sementara itu, bila menggunakan mobil dari Jakarta-Cirebon sekitar empat-lima jam. Cirebon juga kaya ragam budaya, karena menjadi persimpangan lalu lintas niaga. Letak Cirebon persis berada di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sedangkan untuk sampai ke Keraton Kasepuhan, dari terminal Harjamukti membutuhkan waktu 20 menit menggunakan becak. Pilihan lainnya, bisa menggunakan becak dari stasiun Kejaksaan ke arah selatan selama 30 menit saja.
Masuk ke wilayah Keraton Kasepuhan, para wisatawan lokal dan mancanegara harus membayar uang masuk Rp 3.000 per orang. Keraton dibuka untuk umum mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Setiap wisatawan mendapat seorang pemandu, yang sehari-hari bertugas sebagai abdi dalem keraton.
Keraton yang dikenal paling tua di Cirebon ini, awalnya bukan bernama Keraton Kasepuhan. Asal usul nama Keraton Kasepuhan terbilang panjang. Bangunan yang terletak di Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, dibangun oleh Pangeran Cakrabuwana, yakni putra mahkota Pajajaran. Keraton berdiri pada abad ke-15 atau tahun 1430. Keraton kemudian diserahkan kepada putrinya, Ratu Ayu Pakungwati. Mulanya, keraton diberi nama Keraton Pakungwati atau Dalem Agung Pakungwati.
Pakungwati kemudian menikah dengan sepupunya, Sunan Gunung Jati. Kehadiran Sunan Gunung Jati ternyata membawa sejarah baru di Jawa Barat. Nama Keraton Pakungwati berganti menjadi Keraton Kasepuhan. Pergantian nama dikarenakan sebutan Pakungwati dimuliakan. Sedangkan, nama Keraton Kasepuhan artinya tempat sepuh atau paling tua di Cirebon.
Kondisi Keraton Kasepuhan sekarang, memang sesuai dengan namanya. Bangunan tua itu tampak rapuh. Saat masuk ke pelataran Keraton Kasepuhan, jangan berharap bisa melihat kemewahan atau kemegahan sebuah istana. Kediaman para raja dan putri ini tak ubahnya seperti bangunan tua bersejarah, yang hanya menyimpan kenangan saja.
Memasuki pelataran keraton, terdapat podium bernama Siti Inggil yang berarti tanah tinggi. Siti Inggil dikelilingi tembok bata merah berupa Candi Bentar. Bentuk dari Siti Inggil memiliki makna spritual. Semisal, terdapat 20 tiang dalam Siti Inggil yang melambangkan 20 sifat Tuhan.
Dulu, Siti Inggil dipakai oleh Sunan Gunung Jati untuk melihat pertandingan. Dalam bangunan tersebut, Sunan juga kerap menggelar sidang bagi warga yang melanggar aturan. Sidang bisa langsung dilihat oleh seluruh warga Cirebon.
Keraton Kasepuhan memiliki banyak bagian, di antaranya Jinem Pangrawit tempat Sunan bertemu dengan tamu kehormatannya. Jinem Pangrawit terbagi dua bagian, yakni ruang tamu untuk para menteri dan bupati. Ruang tamu di desain unik. Corak budaya Jawa tidak tampak di ruangan tersebut. Jinem Pangrawit dipenuhi dengan hamparan keramik dan porselin dari Portugis, Tiongkok, dan Belanda.
Sunan Syekh Syarief, konon sangat mencintai perpaduan budaya Tiongkok, Portugis, India, dan Jawa. Jadi, semua barang-barang dan peralatan di Keraton Kasepuhan banyak bersentuhan dengan tiga negara tersebut. Keramik Tiongkok yang ada di Keraton, adalah hadiah dari kaisar Tiongkok kepada Sunan. Hadiah diterima saat Sunan menikah dengan putri kaisar bernama Tan Hong Tien Nio.
Keramik dan porselin dari Tiongkok ada sejak abad ke-15, sementara keramik dari Belanda baru ada pada abad ke-17. Kecintaan Sunan terhadap keramik dan porselin memang sangat besar. Terbukti, dinding dan lantai di ruang Jinem Pangrawit dipenuhi dengan keramik.
Sebuah ruang tamu di Keraton Kasepuhan bernama Jinem Pangrawit. Ruang tamu dipakai untuk menerima tamu kehormatan, yakni bupati dan para Menteri.

MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki sejarah yang panjang mengenai kerajaan-ker...