Sabtu, 31 Januari 2015

PERANGKAT LUNAK KOMPUTER LENGKAP DENGAN CONTOH DAN GAMBARNYA

PERANGKAT LUNAK KOMPUTER

Perangkat  lunak atau biasa disebut dengan software adalah sesuatu yang sangat vital di dalam sebuah komputer, jika tidak ada perangkat lunak pada sebuah komputer maka komputer tidak dapat menampilkan apapun, karena yang menjalankan sebuah komputer adalah software, 
software yang utama adalah sistem operasi (OS) karena sebagai induk dari software-software pendukung lainnya.
untuk lebih jelas mengenali software-software yang biasa di pasang/di instal pada sebuah komputer berikut dengan gambar dan penjelasannya silahkan klik DISINI

Selasa, 27 Januari 2015

MAKALAH INDAHNYA ASAMA'UL HUSNA



BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Dalam agama Islam, Asmaa'ul husna (bahasa Arab , asmāʾ allāh al-usnā) adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asma'ul husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad.
Asma'ul husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah.
B.     TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain untuk :
1.      Mengetahui arti Asma’ul husna
2.      Memahami indahnya Asma’ul husna




BAB II
PEMBAHASAN

A.    INDAHNYA ASMA’UL HUSNA
Berbicara tentang keindahan al-Asma-ul husna (nama-nama Allah Ta’ala yang maha indah) berarti membicarakan suatu kemahaindahan yang sempurna dan di atas semua keindahan yang mampu digambarkan oleh akal pikiran manusia.
Betapa tidak, Allah Ta’ala adalah zat maha indah dan sempurna dalam semua nama dan sifat-Nya, yang karena kemahaindahan dan kemahasempurnaan inilah maka tidak ada seorang makhlukpun yang mampu membatasi pujian dan sanjungan yang pantas bagi kemuliaan-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan hal ini dalam sebuah doa beliau yang terkenal:
 Aku tidak mampu menghitung/membatasi pujian/sanjungan terhadap-Mu, Engkau adalah sebagaimana (pujian dan sanjungan) yang Engkau peruntukkan bagi diri-Mu[1].
Maka sebagaimana kesempurnaan sifat-sifat-Nya yang tidak terbatas, demikian pula pujian dan sanjungan bagi-Nya tidak terbatas, karena pujian dan sanjungan itu sesuai dengan zat yang dipuji. Oleh karena itu, semua pujian dan sanjungan yang ditujukan kepada-Nya bagaimanapun banyaknya, panjang lafazhnya dan disampaikan dengan penuh kesungguhan, maka kemuliaan Allah Ta’ala lebih agung (dari pujian dan sanjungan tersebut), kekuasaan-Nya lebih mulia, sifat-sifat kesempurnaan-Nya lebih besar dan banyak, serta karunia dan kebaikan-Nya (kepada makhluk-Nya) lebih luas dan sempurna[2].
Sebagaimana Allah Ta’ala menegaskan dalam al-Qur’an bahwa tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang mampu mambatasi dan menuliskan dengan tuntas semua bentuk keagungan dan keindahan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, bagaimanapun besar dan luasnya makhluk tersebut. Allah berfirman,
 Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)” (QS al-Kahfi:109).
Dalam ayat lain Allah Ta’ala juga berfirman,
 Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Luqmaan:27).
Imam Ibnu Katsir berkata, “(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala berfirman memberitakan tentang keagungan, kebesaran dan kemuliaan-Nya, serta nama-nama-Nya yang maha indah, sifat-sifat-Nya yang maha tinggi dan kalimat-kalimat-Nya yang maha sempurna, yang tidak mampu diliputi oleh siapapun (dari makhluk-Nya), serta tidak ada seorang pun yang mengetahui hakekat dan mampu membatasi/menghitungnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam … kemudian Ibnu Katsir menyebutkan hadits di atas … Arti ayat ini: Seandainya semua pohon (yang ada di) bumi dijadikan pena dan lautan (di bumi) dijadikan tinta dan ditambahkan lagi tujuh lautan (yang seperti itu) bersamanya, untuk menuliskan kalimat-kalimat Allah yang menunjukkan keagungan dan kemuliaan-Nya, serta (kesempurnaan) sifat-sifat-Nya, maka (niscaya) akan hancur pena-pena tersebut dan habis air lautan (tinta) tersebut (sedangkan kalimat-kalimat keagungan dan kemuliaan-Nya tidak akan habis)”[3].
B.     ARTI ‘KEMAHAINDAHAN’ DALAM AL-ASMA-UL HUSNA
Allah Ta’ala berfirman,
 Hanya milik Allah-lah asma-ul husna (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan nama-nama itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran) dalam (menyebut dan memahami) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan” (QS al-A’raaf:180).
Arti “al-Husna” (maha indah) dalam ayat ini adalah yang kemahaindahannya mencapai puncak kesempurnaan, karena nama-nama tersebut mengandung sifat-sifat kesempurnaan yang tidak ada padanya celaan/kekurangan sedikitpun dari semua sisi[4].
Misalnya: nama Allah Ta’alaal-Hayyu” (Yang Maha Hidup), nama ini mengandung sifat kesempurnaan hidup yang tidak berpermulaan dan tidak akan berakhir. Sifat hidup yang sempurna ini mengandung konsekwensi kesempurnaan sifat-sifat lainnya, seperti al-‘ilmu (maha mengetahui), al-qudrah (maha kuasa/mampu), as-sam’u (maha mendengar) dan al-basharu (maha melihat).
Allah Ta’ala berfirman,
 Dan bertawakallah kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal) dan tidak akan mati” (QS al-Furqaan: 58).
Demikian pula nama Allah Ta’alaal-‘Aliimu” (Yang Maha Mengetahui), nama ini mengandung sifat kesempurnaan ilmu (pengetahuan) yang tidak didahului dengan kebodohan dan tidak akan diliputi kelupaan sedikitpun, sebagaimana firman-Nya:
 Musa berkata: “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Rabbku di dalam sebuah kitab, Rabbku (Allah Ta’ala) tidak akan salah dan tidak (pula) lupa” (QS Thaahaa: 52).
Pengetahuan-Nya maha luas dan meliputi segala sesuatu secara garis besar maupun terperinci, sebagaimana firman-Nya:
 Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melaimkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)” (QS al-An’aam: 59).
Juga nama-Nya “ar-Rahmaan” (Yang Maha Penyayang), nama ini mengandung sifat rahmat (kasih sayang) yang maha luas dan sempurna, sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau: “Sungguh Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap anak bayinya[5].[6]

Senin, 26 Januari 2015

PERKEMBANGAN ISLAM DIDUNIA



BAB I
PENDAHULUAN

      A.     Latar Belakang
Pada mulanya Islam disebarkan atas perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekah dan Medinah. Perjuangan menyebarkan agama Islam di Mekah selama kurang lebih 13 tahun. Sejak beliau diangkat menjadi Rasul pada tanggal 17 Ramadhan 611 M sampai beliah hijrah ke Medinah pada tanggal 12 Rabiul Awal 622 M. Sedangkan perjuangan beliau ke Medinah selama 10 tahun, sejak beliau hijrah sampai beliau wafat tanggal 12 Rabiul Awal 632 M.
Selama perjuangan di Mekah, beliau dapat mengubah sifat-sifat masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang mengimani keesaan Allah SAW. Perjuangan di Mekah dapat menciptakan masyarakat sejahtera dan beriman kepada Allah Yang Maha Esa.

      B.     Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “perkembangan islam didunia” ini adalah agar masyarakat luas tahu bahwa agama Islam merupakan satu-satunya agama yang tidak suka kekerasan dan paksaan untuk tidak menganutnya. Seseorang belum bisa dikatakan Islam apabila ia belum mengerjakan perintah Tuhannya dan menjauhi larangan-Nya.

      C.     Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan membahas tentang perkembangan agama Islam di dunia serta bukti-bukti bahwa negara-negara tersebut masyarakatnya menganut agama Islam.




BAB II
PEMBAHASAN

      A.     Perkembangan Agama Islam Di Berbagai Benua
      1)      Islam di Benua Asia
      a)      Pakistan (Republik Islam Pakistan)
Pakistan berbatasan dengan Iran di barat, Afganistan di barat laut, India di tenggara, Jammu dan Khasmir di timur laut, dan laut arab di selatan. Ibu kota Pakistan adalah Islamabad dan satuan mata uangnya adalah Rupe.
Pakistan merupakan salah satu negara yang mempunyai peranan penting dalam sejarah dan perkembangan Islam, karena Pakistan telah berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat, serta berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian Islam dan intelektual muslim bertaraf internasional. Perguruan tinggi yang telah berdiri di Pakistan yaitu : Universitas Baluchistan, Pertanian Faisalabad, Government College Lahore, dan Universitas Punjab Lahore.

      b)      Islam di Benua Asia Bagian Tenggara
Indonesia merupakan salah satu aset terbesar umat Islam sedunia. Mayoritas masyarakatnya Muslim, taat dan selalu terlibat dalam pembicaraan masyarakat Muslim dunia. Indonesia berada pada posisi yang strategis, bernpenduduk sekitar 250 juta jiwa, berlandaskan Pancasila, mempunyai partai politik Islam, organisasi keislaman, lembaga pendidikan Islam dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi, baik formal maupun informal.
Malaysia juga merupakan wilayah yang didominasikan umat Muslim. Masyarakatnya juga aktif dalam kegiatan politikdan sosial dengan membawa semangat keislaman. Kajian-kajian keislaman di kalangan intelektual muslim terus ditingkatkan. Sejak tahun 1956 pendidikan Islam dikenalkan dalam sistem sekolah nasional.
Selain dari 2 negara tersebut Filipina dan Thailand juga merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang mempunyai komunitas muslim yang cukup besar.

      2)      Islam di Benua Eropa
Islam memasuki benua Eropa melalui empat periode :
      1.      Periode kekhalifahan Islam di Spanyol (Andalusia) selama + 8 abad. Kekhalifahan ini berakhir pada tahun 1492 setelah penguasa Kristen memaksa khalifah terakhir dari Dinasti Bani Umayyah II, Abu Abdillah untuk menyerah.
2.      Adanya penyebaran tentara Mongol pada abad ke-13.
3.      Periode ekspansi kekhalifahan Turki Usmani sekitar abad ke-14 dan ke-15 ke wilayah Balkan dan Eropa Tengah.
4.      Periode kaum Imigran Muslim memasuki benua Eropa setelah perang dunia ke-2.
Dibawah ini akan dikemukakan keberadaan kaum muslim di beberapa negara dari benua Eropa.

MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki sejarah yang panjang mengenai kerajaan-ker...