Sabtu, 22 Juli 2017

MAKALAH PENGURUSAN JENAZAH

MAKALAH PENGURUSAN JENAZAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya 4 persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan  dalam penjelasan berikut ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Tata cara pengurusan jenazah
2.      Hukum dan tata cara ziarah kubur

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui tata cara memandikan jenazah
2.      Mengetahui cara mengkafani jenazah
3.      Mengetahui cara sholat jenazaah
4.      Mengatahui cara mengubur jenazah
5.    Mengetahui tata cara dan hukum tentang ziarah kubur

Untuk selengkapnya silahkan KLIK DISINI

MAKALAH NAVIGASI

MAKALAH NAVIGASI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain:
  • Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di permukaan bumi.
  • Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
  • Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan.
  • Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui.
 1.2  Tujun Penulisan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat mengenal hal dasar mengenai alat navigasi elektronik, sehingga kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat bernavigasi dapat diatasi. Adapun tujuan khusus mempelajari teori ini adalah :
–          Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik.
–          Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.
–          Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut.
–          Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi tersebut.
Selain itu juga sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir semester IV.
1.3  Pembatasan Masalah
Masalah yg dibahas pada penulisan paper ini adalah mengenai alat-alat navigasi elektronik diatas kapal serta prinsip dan cara kerjanya.

Untuk selengkapnya silahkan KLIK DISINI

MAKALAH DENDAM

MAKALAH DENDAM


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sudah menjadi hal pasti dan tidak bisa ditawar lagi, dalam diri manusia ada yang namanya nafsu yang selalu mendorong jiwa pada hal yang negative dan perbuatan yang jelek. Disadari atau tidak nafsu ini, adalah semacam energy negatif yang terus memicu pada arah yang keji dan tidak diridhai oleh Allah SWT.
Persoalan ini, sebenarnya bukan hal yang asing untuk di perbincangkan, akan tetapi problem lawas yang sampai saat ini tetap saja aktual untuk selalu dibahas dan selalu didiskusikan. Mengapa demikian? Tidak dapat dipungkiri lagi, pergolakan akut dalam jiwa antara energi buruk dan energi baik senantiasa bergejolak memimpin jalan hidup manusia. Konsekwensinya adalah siapakah pemenang dari pergolakan tersebut maka dialah yang akan menjadi sebuah karakter yang melekat pada setiap individual.
Dari hal inilah, hasil dari pergolakan tersebut akan menuai banyak kerugian. Sebab jika yang menang adalah energi jelek yang didorong oleh hawa nafsu atau tuntunan syetan, maka sudah bisa dipastikan akan menjadi boomerang terhadap dirinya sendiri dan menjerumuskan pada kobaran api neraka yang sarat dengan siksaan yang sangat pedih. Dalam hal ini sebisa mungkin bagaimana bias mengantisipasi semaksimal mungkin akan terjadinya pergolakan dan dimenangkan oleh energi jelek itu sendiri, sehingga bisa selamat dari pergolakan dua energi itu. Bagaimana caranya hal itu dihasilkan?
Menjadi hal urgen, untuk meminimalisir terjadinya pergolakan adalah tetapnya hati senantiasa ingat dan senantiasa bertafakkur terhadap kekuasaan Allah SWT. sehingga dengan seperti itulah akan didapatkan kesadaran akan kekuasaan Allah. Bukankah Allah mencipta segala sesuatu merupakan hal yang perlu dikaji dan banyak hikmahnya?

B.    Rumusan masalah
a.       Apa Yang dimaksud dengan Dendam ?
b.      Apakah Ciri-ciri dendam ?
c.       Apakah bahaya dari dendam ?
d.      Apakah akibat sifat dendam ?
e.       Cara menghidari sifat dendam ?

C.     Tujuan Penulisan
Agar dapat menjelaskan apa-apa yang masuk dalam rumusan masalah di atas.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Dendam
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu الحقد . Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.
Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
Nabi muhammad SAW dan para sahabatnya ketika mereka berdakwah di Makkah selalu mendapatkan tekanan dan gangguan yang berat yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. 
Gangguan dan tekanan itu berupa siksaan, hinaan bahkan ada anggota keluarganya yang dibunuh, sehingga nabi dan para sdahabatnya hijrah ke Madinah.akan tetapi ketika Fathul Makkah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya tidak membalas perbuatan orang-orang kafir tersebut, meskipun nabi memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kaum kafir Quraisy. Bahkan nabi mengumandangkan perdamaian dan memaafkan kesalahan – kesalahan mereka pada waktu yang lalu.
Rasulullah juga memberikan teladan tentang perilaku pemaaf, bukan dendam. Misalnya, perlakuan orang Thaif terhadap rasulullah para sahabatnya yang telah mengusirnya, bahkan melemparinya dengan batu. Ketika malaikat menawari Rasulullah untuk menghancurkan kaum itu Rasulullah justru berdoa :
اَلَّلهُمَّ اهْدِ قَوْمِى فَإِنَّهُمْ لاَيَعْلَمُوْنَ
Artinya:
“Ya Allah, berilah petunujuk atas kaumku karena sesungguhnya mereka itu belum mengetahui.”
Kisah diatas memberikan gambaran , bahwa akhlak yang pantas dimilki oleh kaum beriman bukanlah sifat dendam dan sombong, tetapi adalah sifat terpuji diantaranya memaafkan kesalahan orang lain.



Allah berfirman
خُذِ اْلعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَهِلِيْنَ (الاعراف : 199)
Artinya:
“jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”(Qs.Al-A’raf : 199)
Allah berfirman
... وَاْليَعْفُوْاوَالْيَصْفَحُوْا أَلاَتُحِبُّوْنَ أَنْ يُغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَاللهُ غَفُوْرُرَّحِيْمٌ (النور: 22)
Artinya:
“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada . apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.”(An-Nuur : 22)

B.     Ciri-ciri sifat dendam
a.       Tujuan hidupnya membinasakan orang yang menjadi lawannya
b.      Perbuatan yang dilakukannya selalu bertujuan mengalahkan lawannya
c.       Tidak merasa puas bila lawannya belum mendapatkan kekalahan
d.      Hobi menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalas dikemudian hari
e.       Tidak mau mamaafkan kesalahan orang lain
f.       Selalu menjelek-jelekkan orang lain dan membuka aib orang lain

C. Bahaya sifat dendam
a. Perbuatan yang dibenci oleh Allah
yang Artinya:
“orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).”(HR.Muslim)
b. Hilangnya ketenangan jiwa, jiwanya akan selalu bergemuruh oleh perasaan yang tidak nyaman
c. Menghindar bila bertemu dengan orang yang dibenci
Padahal Allah menciptakan manusia dimuka bumi bukan untuk bermusuh-musuhan dan saling dendam, melainkan agar saling kenal-menganal, saling menghormati dengan sesama.
Firman Allah:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَكُمْ مِّنْ ذَكَرِ وَّأُنْثَى وَجَعَلْنَكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا... (الحجرات : 13)
Artinya:
Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan manjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”(al-Hujurat :13)
d. Selalu marah ketika mendengar kebaikan orang yang dibenci
e. Dikucilkan dalam pergaulan

D. Akibat Sifat Dendam
Banyak akibat negatif yang timbul sehubungan dengan sifat dendam. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
a. Hilangnya ketenangan jiwa.
b. Selalu marah ketika orang lain menceritakan kebaikan orang
yang kita dendam itu.
c. Membatasi pergaulan
d. Menyesal di kemudian hari
Betapa buruknya perilaku pendendam tersebut maka kita berusaha agar dapat menghindarinya. Orang yang berhasil menghindari perilaku pendendam akan terpancar jiwa ikhlas dan pemaaf.

E. Cara menghindari sifat dendam
a. Mengetahui bahaya dari sifat dendam
b. Senantiasa ingat kepada Allah dalam keadaan apapun
c. Memaafkan kesalahan orang lain
d. Saling menghormati dan menyayangi sesama manusia




BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Perbuatan dendam termasuk perbutan yang tercela dan dilarang dalam agama Islam. Dendam adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, Perbuatan dendam membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Usaha untuk mencegah perbuatan dendam adalah, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala yang diperintahkanNya dan menjauhkan segala laranganNya. Hendaklah kita selalu mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh sifat dendam, sehingga kita bisa berfikir dua kali untuk melakukan perbuatan tersebut.

   D. Saran
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami menyarankan kepada teman-teman yang ingin lebih memahami tentang Sifat Dendam untuk mencari referensi tambahan melalui buku-buku yang sekarang mudah didapat.

MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki sejarah yang panjang mengenai kerajaan-ker...