Minggu, 30 Juli 2017

MAKALAH MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH



MAKALAH MEKANISME PEMBANGUNAN BERSIH
BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Pemanasan global menjadi isu yang panas di tahun-tahun terakhir ini. Hal ini diperkuat dengan dirasakannya perubahan iklim akibat pemanasan global tersebut. Perubahan iklim adalah fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan tersebut dapat menghasilkan gas-gas yang jumlahnya semakin banyak di atmosfer, diantaranya adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Gas-gas tersebut memiliki sifat seperti kaca yang meneruskan radiasi gelombang pendek atau cahaya Matahari, tetapi menyerap dan memantulkan radiasi gelombang–panjang atau radiasi-balik yang dipancarkan bumi yang bersifat panas sehingga suhu atmosfer bumi semakin meningkat.
            Secara prinsipil pemanasan global menyebabkan perubahan iklim terutama dalam hal perubahan temperatur, penguapan awan atau hujan, dan naiknya ketinggian air laut akibat mencairnya es di kedua kutub bumi. Hal ini akan berdampak secara tidak langsung pada kematian manusia akibat perubahan iklim dan infeksi penyakit. Dalam bidang pertanian berakibat berkurangnya produktifitas dan meningkatnya kebutuhan irigasi. Di bidang kehutanan berakibat berubahnya komposisi tanaman hutan, rentang geografis hutan, serta produktifitas hutan. Selain itu akan terjadi pengurangan suplai air, perubahan kualitas, dan kelangkaan air. Untuk perairan laut berakibat pada erosi pantai, peningkatan pemeliharaan spesies pantai, dan terkikisnya daratan akibat abrasi. Akibat yang paling buruk adalah punahnya habitat spesies yang tidak mampu beradaptasi. Sementara itu, negara industri yang menyebabkan hal tersebut tidak mampu mengatasinya karena memerlukan biaya yang sangat tinggi. Pada saat yang bersamaan, hampir semua negara yang tidak menimbulkan masalah perubahan iklim, yaitu negara berkembang, sangat merasakan dampaknya, namun tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk melakukan adaptasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkan perubahan iklim.
B. Rumusan masalah
1.  Pengertian mekanisme pembangunan bersih
2.  Prinsip-prinsip dasar Mekanisme pembangunan bersih
3. Tujuan mekanisme pembangunan bersih
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Mekanisme Pembangunan Bersih
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_as3D0cKffBVECzKmJ0gpGcE5i8wiphJs-QzqAEhBJNwo6IZXFu8tDxXSTcrRGxoTuF8hZs7nQCA03dtzHVTEuLN-k7J-C69Mt71cV2f-MNDhE2lyPEPTnBnJmrjsXEqydUF-d98z964/s320/kyoto_map1.jpg
Saat ini, kondisi lingkungan yang tercemar telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Seperti terjadinya peningkatan pemanasan global yang menyebabkan perubahan cuaca ekstrim akibat emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan manusia, seperti

• Pembakaran bahan bakar fosil dari kendaraan bermotor dan pabrik yang menghasilkan   gas rumah kaca (GRK), yaitu CO2 dan N20
• Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan tempat pengolahan limbah industri, dimana    terjadinya proses pembusukan bahan limbah yang menghasilkan biogas CH4.
• Proses pembusukan alamiah seperti di areal pertanian dan perkebunan yang juga    berpotensi untuk meningkatkan gas metana di atmosfer
• Pemakaian bahan-bahan aerosol
Jumlah penduduk yang terkena dampak pencemaran lingkungan semakin meningkat dan hal ini berpengaruh terhadap kualitas lingkungan masa depan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia terkadang tidak mempertimbangkan factor daya dukung lingkungan itu sendiri. Kejadian pemanasan global ini terjadi di seluruh bagian bumi secara terus-menerus dan gas-gas tersebut menumpuk di lapisan atmosfer bumi dan membentuk Gas Rumah Kaca atau biasa disingkat dengan GRK.
Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas-gas yang menahan pantulan matahari untuk kembali ke luar permukaan bumi. Gas-gas ini menutupi atmosfer bumi sehingga panas yang diberikan dari sinar matahari kembali ke bumi. Konsep ini sejalan dengan istilah “Rumah Kaca”. Akibatnya ini berdampak pada temperature bumi yang semakin meningkat. Hal ini disebut efek rumah kaca.
Selain temperature bumi semakin tinggi, dampak dari efek rumah kaca antara lain es kutub mencair dan penurunan keanekaragaman hayati dunia. Akibat dari pencairan es kutub ini adalah naiknya permukaan air laut yang menyebabkan banyaknya ekosistem laut yang rusak karena adanya perbedaan habitat dan pulau-pulau kecil terancam tenggelam. Keanekaragaman hayati dunia juga akan berkurang karena rusaknya habitat hewan dan tumbuhan yang mengakibatkan rusaknya rantai makanan. Dan ini tentu sangat mempengaruhi mahluk hidup satu sama lain, termasuk manusia.
Dari keseluruhan permasalahan itu, dibutuhkan tindakan penyelamatan lingkungan yang tepat. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem Mekanisme Pembangunan Bersih atau Clean Development Mechanism (CDM).
2.      Apa Itu Mekanisme Pembangunan Bersih?
Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) adalah salah satu mekanisme yang termasuk dalam Protokol Kyoto. Mekanisme ini merupakan satu-satunya mekanisme yang melibatkan negara berkembang bekerja sama dengan negara-negara maju untuk melakukan kegiatan pengurangan emisi gas agar dapat bermanfaat secara ekonomi dan dapat mengurangi pemanasan global. Negara maju akan mengembangkan teknologi ramah lingkungan di negara berkembang dengan Certified Emission Reduction yang didapatkan oleh negara maju. Keuntungan yang diperoleh oleh negara berkembang adalah peningkatan bugdet dan pengetahuan serta teknologi ramah lingkungan.
Mekanisme itu sendiri pada dasarnya merupakan perdagangan karbon, dimana negara berkembang dapat menjual kredit penurunan emisi kepada negara yang memiliki kewajiban untuk menurunkan emisi, yang disebut Negara Annex I.

Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktivitas MPB, selama negara tersebut telah meratifikasi Protokol Kyoto. Negara tersebut juga harus memiliki DNA (Designated National Authority) atau suatu otoritas nasional yang berfungsi untuk memberikan persetujuan nasional pada proyek MPB.

3.      Proyek jenis apa yang bisa menjadi proyek MPB?

MPB meliputi proyek energi terbarukan (misal : tenaga matahari, angin, air, gelombang panas bumi dan biomassa), menurunkan tingkat konsumsi bahan bakar (efisiensi energi), mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang beremisi tingkat rendah, pemanfaatan gas metan dan pengelolaan sampah.
Contoh-contoh proyek MPB di berbagai sektor:
- Menggunakan tenaga listrik bertenaga air dalam skala kecil (microhydro)
- Mengganti penggunaan lampu bohlam dengan penggunaan lampu hemat energi
- Melakukan manajemen limbah produksi
- Menggunakan bahan bakar biogas untuk proses pengeringan

4.      PRINSIP-PRINSIP DASAR MPB

Apa saja syarat proyek MPB?
Untuk menjadi proyek MPB, terdapat tiga syarat utama yang harus dipenuhi:
  • Mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan di negara tuan rumah.
  • Menghasilkan keuntungan yang benar-benar terjadi, terukur dan berjangka, sehubungan dengan mitigasi perubahan iklim.  
  • Memenuhi additionality lingkungan, yaitu dimana emisi GRK antropogenik pada sumber berkurang dibandingkan emisi yang akan terjadi jika tidak ada kegiatan proyek MPB.
Apakah ada persyaratan lain?

Ada uji additionality lain yang harus dipenuhi yaitu additionality financial. Usulan proyek MPB dianggap memiliki additionality financial apabila proyek tersebut dibiayai bukan dengan dana ODA (official development assistance).

Usulan proyek MPB akan mendapat nilai tambah bila memenuhi additionality investasi dan teknologi. Usulan proyek MPB dianggap memiliki additionality investasi bila adanya CERs dapat menambah nilai finansial dan komersial dari proyek tersebut. Usulan proyek MPB dianggap memiliki additionality teknologi bila proyek tersebut menyebabkan transfer teknologi terbaik, tepat guna, serta ramah lingkungan di negara tuan rumah.

5.      Apa tujuan MPB (Mekanisme Pembangunan Bersih)?

Tujuan MPB (tertera pada Protokol Kyoto pasal 12),  yaitu:
  • Membantu negara berkembang yang tidak termasuk sebagai negara Annex I dalam menerapkan pembangunan yang berkelanjutan serta menyumbang pencapaian tujuan utama Konvensi Perubahan Iklim, yaitu menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca dunia pada tingkat yang tidak akan mengganggu system ikllim global. 
  • Membantu negara-negara Annex I atau negara maju dalam memenuhi target penurunan jumlah emisi negaranya. 
  • MPB membantu negara-negara Annex I untuk memenuhi target pengurangan emisi rata-rata mereka sebesar 5,2 persen di bawah tingkat emisi tahun 1990, sesuai dengan ketentuan di dalam Protokol Kyoto.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sesuai dengan ketentuan di dalam Protokol Kyoto. Fungsi dari MPB Sesuai tujuannya, MPB menghasilkan proyek yang dapat menurun¬kan emisi gas rumah kaca serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Bukti bahwa proyek tersebut telah menurunkan emisi gas rumah kaca adalah diterbitkannya sertifikat pengurangan emisi. Keuntungan yang didapat negara berkembang dari MPB adalah negara berkembang yang terlibat langsung dalam MPB akan mendapatkan investasi baru untuk melakukan kegiatan yang dapat menurunkan emisi GRK dan juga mendukung pembangunan berkelanjutan di negaranya.Selain itu, melalui mekanisme MPB ini negara-negara tersebut akan mendapatkan keun¬tungan berupa adanya transfer teknologi dan dana tambahan yang dapat membantu mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi dampak yang ditimbulkan perubahan iklim. Walaupun dampak perubahan iklim bervariasi di seluruh dunia, namun negara berkembang dan negara-negara kepulauan, seperti halnya Indonesia, merupakan kelompok negara yang mendapat dampak paling nyata dari perubahan iklim. Negara partisipan dalam MPB Negara manapun dapat berpartisipasi dalam aktifitas MPB, selama negara tersebut telah meratifikasi Protokol Kyoto. Negara tersebut juga harus sudah memiliki DNA (designated national authority) atau suatu otoritas nasional yang fungsi utamanya memberikan persetujuan nasional terhadap proyek MPB.


DAFTAS PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki sejarah yang panjang mengenai kerajaan-ker...