Minggu, 14 Desember 2014

MAKALAH SOSIAL



BAB 1
PENDAHULUAN

A.                              Latar Belakang
masalah sosial muncul akibat terjadinua perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

B.                               Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil keputusan masalah sebagai berikut :
1.             Apa itu masalah sosial
2.             jenis-jenis masalah sosial
3.             masalah soaial dan cara mengatasinya

C.                              Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul ”Masalah sosial yang terjadi di Indonesia” adalah sebagai berikut:
1.             Mengetahui apa pengertian masalah sosial
2.             Mengetahui jenis-jenis masalah sosial
3.             Mengetahui cara mengatasi masalah sosial.








BAB II
PEMBAHASAN

A.                              Pengertian Masalah Dan Masalah Sosial
Masalah adalah sesuatu hal atau kejadian yang membuat langkah kita terhenti atau tersendakuntuk beberapa waktu dan harus menyelesaikan hal tersebut sebelum mampu untuk kita meruskan apa yang tadinya tersendak!. Banyak orang masih bingung dengan masalah itu sendiri, sehingga membuatnya selalu merasakan masalah, padahal mungkin itu bukan suatu masalah.
masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

B.                               Jenis-Jenis Masalah Sosial
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni antara lain:
1.             Faktor Ekonomi: kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain.
2.             Faktor Budaya: perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
3.             Faktor Biologis: penyakit menular, keracunan makanan, dan sebagainya.
4.             Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan sebagainya.

Masalah sosial merupakan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya. Masalah sosial dapat terjadi pada masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan. Keadaan masyarakat di pedesaan dan di perkotaan tentu berbeda. Pada umumnya masyarakat pedesaan masih memegang erat nilai-nilai kerukunan, kebersamaan dan kepedulian. Sehingga tidak heran sering kita jumpai adanya kerja bakti, saling memberi dan menolong. Sedangkan masyarakat di kota hidup dalam suasana egois, individu (sendiri-sendiri), kurang akrab serta kurang rukun. Kehidupan semacam ini sebenarnya merupakan salah satu masalah sosial di wilayah tersebut. Saat ini di negara kita masih banyak kita jumpai permasalahan sosial, antara lain sebagai berikut:
1.                  Kebodohan (Pendidikan)
Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi. Kebodohan terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah.
Di negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Kamu mungkin beruntung bisa menikmati bangku sekolah dengan mudah. Sekolahnya mudah dijangkau dan fasilitasnya lengkap. Saudara-saudara kalian ada yang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya. Mereka bahkan harus bekerja membantu orang tuanya agar tetap bisa makan. Ada pula saudara kalian yang kesulitan untuk bisa sekolah karena tempatnya yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Itupun sekolahnya juga masih sangat sederhana. Fasilitasnya juga masih sangat terbatas.

2.                  Pengangguran
Pengangguran adalah situasi atau disebut masalah sosial dan masyarakat dimana usia produktif yang tidak mampunyai profesi dan penghasilan. Pengangguran dapat juga diartikan sebagai masalah social dan masyarakat , karna sulitnya bekerja dengan upah yang layak. Pengangguran tersebut berlaku jika orang yang boleh bekerja dan mau bekerja tapi tidak mendapat pekerjaan, maka orang itu dapat disebut pengangguran. Pengangguran adalah masalah yang serius, karna mencakup masalah social atau masalah personal karna adanya rasa kecewa atau perasaan ditolak oleh sebuah perusahaan atau pabrik. Para pengangguran juga dapat menjadi tolak ukur suatu Negara untuk mendapat informasi sampai dimana kecakapan penggunaan sumberdaya manusianya. Banyak pendapat pengangguran adalah sisi negative dari sebuah usaha seseorang dalam mengembangkan potensi kerja dirinya ntuk mendapatkan sebuah pekerjaan itu sendiri .
*(menurut pakar ekonomi “Keynes”< Negara yang mempunyai kadar pengangguran 4% atau kurang berarti menunjukan Negara tersebut telah mencapai guna tenaga penuh)
Pengangguran di Indonesia kini mencapai angka 8,12 juta orang per februari 2011(DetikFinance), jadi pengangguran di Indonesia ini sudah sangat serius dan menghawatirkan, karna masalah pengangguran ini akan merebak jika tidak mendapat penanganan dari pemerintah secara umum , banyak dari usia produktif di Indonesia yang boleh bekerja namun belum mandapat pekerjaan yang tetap. Ketidak adanya lapangan dan lahan kerja menjadi faktor utama . dan ketidak profesionalan para pekerja yang siap kerja juga sering menjadi sorotan karna para professional yang tersedia sangat sedikit dikarnakan tingkat pendidikan yang rendah, walaupun sangat banyak para insinyur atau sarjana yang professional yang menganggur, itu semua ditentukan dari lahan kerja atau kuota pekerja yang dibutuhkan perusahaan atau pabrikan.
Usia produktif adalah usia dimana manusia masih mempunyai kesanggupan optimal dalam melakukan sebuah pekerjaan secara baik dan efisien, usia produktif dalam bekerja pada umumnya adalah 16-64 tahun. Usia dibawah 16 ataupun diatas 64 tahun dianggap usia yang tidak prodiktif karna pada usia tersebut dapatmemungkinkan kecelakaan kerja yang lebih besar dan tingkat produksi yang tidak mumpuni. Banyak dari mereka yang diatas 64 tahun masih bekerja karna masih merasa dibutuhkan atau dengan alasan-alasan lain, dan begitu pula pada halnya umur dibawah 16 tahun yang mempunyai masalah ekonomi pada umumnya mereka telah bekerja, keadaan ini biasanya terjadi di Negara berkembang.
Pengangguran mempunyai dampak negative dari segala aspek, karna pada umumnya orang yang menganggur mempunyai kadar stress atau tekanan yang lebih tinggi dibandingkan orang yang bekerja normal (tidak overtime) dalam sisi psikologi. Banyak dari mereka yang merasa malu dengan masyarakat katna pada usia-usia tersebut mereka menjadi pengangguran, dampak pengangguran yang paling dominan adalah meningkatnya kriminalitas, seadaan ini disebabkan kebutuhan yang mendesak sehingga orang yang tidak mempunyai pekerjaan berfikir untuk mencuri, merampok,memalak untuk memenuhi kebutuhanya. Ada dari mereka yang menganggur terlalu lama dan akhirnya menjadi malas dan menjadi sampah masyarakat. Sebagian pengangguran lain lebih memilih mencari pekerjaan yang tidak tetap maupun mencari kedamaian religious, hal ini dibuktikan dalah keadaan social di masyarakat kita sekarang.
3.                  Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan kemiskinan. Di Indonesia jumlah rakyat miskin masih cukup banyak, walaupun pemerintah telah berupaya mengatasinya. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress.
Apa penyebab dari kemiskinan? Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk, hargaharga melambung tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah.

4.                  Kejahatan
Kejahatan sering disebut sebagai tindak kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum. Pengangguran dan kemiskinan dapat menyebabkan tindak kejahatan. Jika tidak dilandasi keimanan dan akal sehat, penganggur mengambil jalan pintas untuk mengatasi kemiskinannya. Banyak cara keliru yang dijalani misalnya melakukan judi, penipuan, pencurian, pencopetan, perampokan hingga pada pembunuhan. Yang stress dan tidak kuat bisa kemudian minum-minuman keras atau memakai narkoba. Namun ternyata kejahatan tidak hanya karena miskin. Banyak orangorang yang sebenarnya sudah mapan hidupnya melakukan kejahatan. Kamu pernah mendengar istilah korupsi? Korupsi sebenarnya tak jauh beda dengan mencuri. Yakni mencuri sesuatu yang bukan haknya dengan cara-cara tertentu. Uang atau barang yang telah dipercayakan untuk dikelola diambil
untuk kepentingan dirinya. Itulah korupsi. Contohnya adalah mengambil sebagian dana yang mestinya untuk korban bencana alam. Korupsi biasanya dilakukan oleh para pegawai dan pejabat. Perbuatan korupsi kadang sulit diketahui karena pelakunya sangat pintar menyembunyikan.
Negara kita termasuk negara yang paling tinggi tingkat korupsinya. Sungguh memprihatinkan sekali bukan!
5.                  Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan banyak hal, antara lain karena salah paham, emosi yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu. Sesuatu yang diperebutkan dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu barang. Pertikaian dapat terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat. Pertikaian yang tidak segera diselesaikan bisa berakibat fatal. Suatu pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Masyarakat yang didalamnya terdapat pertikaian atau konflik menyebabkan suasana tidak aman dan nyaman. Pertikaian yang terjadi di keluarga juga dapat menyebabkan suasana tidak tenang dan tenteram.

6.                  Kenakalan remaja
Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual, individu sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negative antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang.

Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di sekolah menegah (SLTP/ SLTA). Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang. Dari segi fisik, para remaja sekarang juga cukup terpelihara dengan baik sehingga mempunyai ukuran tubuh yang sudah tampak dewasa, tetapi mempuyai emosi yang masih seperti anak kecil. Terhadap kondisi remaja yang demikian, banyak orang tua yang tidak berdaya berhadapan dengan masalah membesarkan dan mendewasakan anak-anak di dalam masyarakat yang berkembang begitu cepat, yang berbeda secara radikal dengan dunia di masa remaja mereka dulu.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SLTP/ SLTA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku.
Macam-macam kenakalan remaja yang sekarang ini marak terjadi adalah seks bebas. Hal yang memicu terjadinya seks bebas adalah maraknya kecangihan teknologi yang sekarang ini sedang berkembang pesat. Pemanfaatan teknologi modern tanpa di imbangi pemantauan dari orang tua menjadi pemicu terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan. Misalnya akses ke situs porno serta kemudahan mendownloadnya. Anak-anak dibawah umur akan lebih mudah mengaksesnya apabila kecanggihan teknologi tanpa diimbangi dengan pantauan dan bekal keimanan dari orang tua. Keadaan emosianal dan rasaingin tau yang tinggi menyebabkan hal itu di bawa kepergaulan sehari-hari. Disini dibutuhkan peranan dari berbagai pihak. Selain itu ada pemicu lain yang menyebabkan anak terjerumus pada seks bebas dan berbagai kenakalan remaja lain.

C.                              Cara Mengatasi Masalah Sosial
Mengatasi masalah sosial bukanlah perkara yang mudah. Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai masalah sosial dengan melibatkan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, tetua adat, lembaga-lembaga sosial dan lain-lainya. Kamu pun sebenarnya dapat berperan serta dalam mengatasi masalah sosial tersebut. Tentu saja sesuai dengan kemampuanmu masing-masing.
Berikut ini beberapa contoh upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi permasalahan sosial:

1. Pemberian kartu askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada keluarga miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin). Dengan kartu Askes. keluarga miskin dapat berobat di rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.

2. Pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.

3. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan. Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku. Yakni program penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang sekolah.

4. Sekolah terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai siswa yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun sudah bekerja.

5. Program pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan program pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.

6. Pemberian Bantuan Tunai Langsung (BTL)
BTL diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan. BTL merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM).


7. Pemberian bantuan modal usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha kecil dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Selain berbagai bantuan dari pemerintah, ada juga pihak-pihak lain yang juga turut membantu mengatasi masalah sosial, antara lain:
1.             Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
2.             Para tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi masalah sosial.
3.             Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain memberikan bantuan, beasiswa, modal usaha, penyuluhan, dan pendidikan.
4.             Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
5.             Organisasi pemuda seperti karang taruna dan remaja masjid mendidik dan mengarahkan para pemuda putus sekolah untuk berkarya. Sehingga ikut mengatasi masalah pengangguran.
6.             Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan, bakti sosial ataupun melatih keterampilan.











BAB III
PENUTUP

A.                              Kesimpulan
Masalah sosial adalah adanya ketidaksesuaian antara harapan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau individu dengan realitas yang terjadi yang mereka alami. Ketidak sesuaian tersebutlah yang kemudian menimbulkan reaksi beragam dalam keluarga atau individu, misalnya saja terjadinya kenakalan anak muda karena lepas kendali dari perhatian orang tua yang sibuk dan hanya fokus setiap hari mencari nafkah disebabkan kurangnya penghasilan yang didapat dengan hanya mengandalakan pekerjaan utama. Dan masih banyak lagi contoh yang dapat kita ambil dari pengertian ini.
Dengan kata lain kita juga dapat mendefenisikan masalah sosial dengan adanya kesenjangan pada unsur atau sistem kebudayaan mau pun masyarakat yang dapat berdampak pada kelangsungan kelompok sosial masyarakat. Dengan contoh di atas kita dapat dengan mudah memahami bahwa jika ada salah satu tatanan masyarakat yang tidak berjalan dengan baik karena salah satu faktor pemicu terjadinya masalah, misalnya ekonomi, maka akan berdampak pada tatanan kehidupan sosial lainnya, misalnya contoh di atas pada keluarga yang mengalami masalah ekonomi kemudian berdampak pada anaknya dan pada akhirnya berdampak pula pada kehidupan sosial, misalnya ketika mereka melakukan tawuran, pencurian dan lain sebagainya.

B.                               Saran
Semua pihak bertanggung jawab terhadap timbulnya masalah sosial, karena itu semua pihak harus berperan aktif dan bekerjasama dengan sebaik-baiknya. Dimulai dari keluarga, organisasi dan lembaga di masyarakat, dan pemerintah






dihibahkan oleh : adhek bakar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA  BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki sejarah yang panjang mengenai kerajaan-ker...