ASAL USUL DESA LOSARI LOR
Konon riwayatnya,
bahwa Desa Losari Lor asal mulanya bernama Desa Madenda,
kemudian diganti oleh Pageran Suryawinata bernama Desa Pakuwon.
Pada masa dahulu kala ada seorang Ratu
bernama Giling Wesa mempunyai 2 (dua) orang anak bernama :
1. Jaran Sari
2. Jaran Purnama
Keduamya dibuang oleh
orang tuanya kehutan belantara, kemudian anak tersebut akhirnya mengembara,
maka sampailah di Desa Pakuwon. Karena kedua anak tersebut tidak
mempunyai tujuan yang tentu sedangkan di DesaPakuwon keadaannya
menyenangkan, maka kedua anak tersebut agak lama beristirahat
di Desa Pakuwon ini. Dengan demikian istilah tapakan inilah,
maka Desa Pakuwon diganti namanya Desa Sari yaitu mengambil
dari tapakan Jaran Sari.
Pada tahun 1816
terjadilah peperangan antara kerajaan Mataram dengan Kerajaan Medemung. Pada
waktu itu Kerajaan Mataram merasa kewalahan melawan oleh Kerajaan Mademung,
akhirnya Kerajaan Mataram minta bantuan pada Sultan Cirebon yang dipimpin oleh
Patih Untung Surapati. Kerajaan Mademung sekarang merasa kewalahan, karena
Kerajaan Mataram dibantu oleh Sultan Cirebon dengan cepat Kerajaan
Mademung minta bantuan pada Belanda yang berada di Batavia, Belanda pada waktu
itu dengan segera membantu Kerajaan Mademung dengan mengerahkan pasukannya yang
dipimpin oleh seorang Jendral bernama Ambral untuk menghancurkan Kerajaan
Mataram dan menangkap Untung Surapati, namun demikian pasukan Belanda tidak
berhasil.
Akibat kegagalan
usahanya maka pasukan Belanda membuat kubu-kubu pertahanan, maka dibangunlah
kubu-kubu tersebut di Desa Sari yang sekarang diberi nama Blok
“Pesanggrahan” Desa Sari.
Belanda selalu dalam
keadaan prihatin menghadapi pasukan Kerajaan Mataram sehingga pasukan Belanda
terus menerus melatih pasukannya dalam ilmu perang dan baris berbaris disalah
satu tempat, oleh sebab itu Kecamatan Losari ada salah satu Desa yang
bernama Barisan.
Jendral Ambral yang
memimpin pasukan perang Belanda di Desa Sari mempunyai pendapat
sebagai tanda bukti kekuatan pasukannya sudah cukup memadai, maka Jendral
Ambral menanam pohon LO di tepi sungai Cisanggarung, mengingat pohon LO
tersebut pohonnya kuat dan angker, maka pohon LO tersebut dianggap sebagai
lambang kekuatan pasukan Belanda yang cukup memadai,
akhirnya Desa Sari diganti menjadi Losari sebagai tanda bukti
kekuatan pasukan perang Belanda yang berlambangkan pohon Lo tersebut.
Justru
karena Desa Losari terpisah oleh Jalan Raya, maka sebagian sebelah
Selatan Jalan Raya bernama DesaLosari Kidul dan Sebelah Utara Jalan Raya
bernama Desa Losari Lor. Adapun Kepala Desa (Kuwu) yang
pernah menjabat di Desa Losari Lor adalah sebagai berikut:
1. Haddad
1870-1885
2. Kadol
1885-1890
3. Kasban
1890-1920
4. Sura
1920-1921
5. Rakiban
1921-1942
6. Bakri
1942-1947
7. Samud
1947-1957
8. Tamsur
1957-1966
9. Sueb
1966-1960
10. HMS. Hidayat
1968-1989
11. Drs. H. Moch. Sofwan Soffa
1989-1999
12. Azhari Barliyanto, SE
1999
( Sebagai Pejabat Sementara )
13. Drs. H. Moch. Sofwan Soffa
1999-2007
14. Drs. H. Moch. Sofwan Soffa
2007-2010 ( Sebagai Pejabat Sementara )
15. Muhammad Yusuf
2010-2016 ( Sekarang )
Pada masa jabatan HMS.
Hidayat pada tahun 1979/1980 telah terjadi pemekaran Desa Losari Lor,
yang dimekar menjadi 2 (dua) Desa, yaitu Desa Losari Lor dan
Mulyasari.
Demikian sejarah sigkat Desa Losari Lor yang berada di
Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, semoga kita bisa selalu
lebih mawas terhadap sejarah yang kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar