UPACARA-UPACARA
ADAT DI JAWA TIMUR
1. UPACARA ADAT KASADA, SUKU TENGGER
Bagi masyarakat Suku Tengger, Upacara adat adalah salah
satu wujud rasa syukur masyarakat Tengger kepada tuhan. Ada banyak
upacara adat di masyarakat Tengger yang memiliku tujuan bermacam-macam
diantaranya meminta berkah, menjauhkan malapetaka, wujud syukur atas karunia
yang diberikan tuhan kepada masyarakat Tengger. Salah satunya adalah upacara
adat Kasada.
Upacara ini adalah upacara untuk memperingati pengorbanan
seorang Raden Kusuma anak Jaka Seger dan lara Anteng. Selain itu upacara ini
dilaksanakan oleh masyarakat tengger untuk meminta keselematan dan berkah.
Upacara ini dilaksanakan padat tanggal 14 s.d. 16 bulan Kasada atau saat bulan
purnama tampak di langit secara utuh setiap setahun sekali.
Pada saat upacara ini berlangsung masyarakat suku tengger
berkumpul dengan membawa hasil bumi, ternak peliharaan dan ayam sebagai sesaji
yang disimpan dalam tempat yang bernama ongkek. Pada saat sudah mencapai di
kawah gunung Bromo, seluruh sesaji tersebut dilemparkan ke tempat tersebut.
Adapun upacara ini merupakan jalan ujian bagi pulun mulenen atau dukun baru
untuk disahkan sebagai dukun, jika dukun baru keliru dalam melaksanakan proses
upacara Kasada maka dukun tersebut gagal menjadi dukun.
Upacara Kasada sebagai peringatan pengorbanan Raden Kusuma merupakan penghormatan kepada Raden Kusuma yang rela berkorban untuk keselamatan masyarakat tengger. Dalam legenda upacara Kasada di Gunung Bromo terdapat mahkluk halus yang tidak memiliki nama akan tetapi dipanggil Sang Yang Widi yang digambarkan sebagai asal-usulnya dari kerajaan Majapahit sebelum keturunan kerajaan Hindu-Budha di Jawa. Ada perjanjian antara roh Dewa Kusuma dengan masyarakat Tengger yang harus memberi sesajian setiap tanggal 14 bulan Kasada.
Upacara Kasada sebagai peringatan pengorbanan Raden Kusuma merupakan penghormatan kepada Raden Kusuma yang rela berkorban untuk keselamatan masyarakat tengger. Dalam legenda upacara Kasada di Gunung Bromo terdapat mahkluk halus yang tidak memiliki nama akan tetapi dipanggil Sang Yang Widi yang digambarkan sebagai asal-usulnya dari kerajaan Majapahit sebelum keturunan kerajaan Hindu-Budha di Jawa. Ada perjanjian antara roh Dewa Kusuma dengan masyarakat Tengger yang harus memberi sesajian setiap tanggal 14 bulan Kasada.
Dalam upacara Kasada masyarakat Tengger terdapat beberapa
tahapan upacara yang harus dilaksanakan agar upacara Kasada berlangsung dengan
khidmat yaitu Puja purkawa, Manggala upacara, Ngulat umat, Tri sandiya, Muspa,
Pembagian bija, Diksa widhi, Penyerahan sesaji di kawah Bromo.
Proses berjalannya upacara Kasada dimulai pada Sadya kala
puja dan berakhir sampai Surya puja dimana seluruh masyarakat Tengger menuju
Gunung Bromo untuk menyampaikan korban. Upacara Kasada dimulai dengan
pengukuhan sesepuh Tengger dan pementasan sendratari Rara Anteng Jaka Seger di
panggung terbuka Desa Ngadisari. Tepat pada pukul 24.00 diadakan pelantikan
dukun dan pemberkatan masyarakat di lautan pasir Gunung Bromo. Bagi masyarakat
Tengger, dukun merupakan pemimpin dalam bidang keagamaan yang biasanya memimpin
upacara-upacara ritual perkawinan dll. Pada saat ini sebelum dukun
dilantik, para dukun harus lulus ujian dengan cara menghafal dan
membacakan mantra-mantra. Setelah selesai upacara, ongkek yang berisi sesaji dikorbankan
di Puden Cemara Lawang dan kawah Gunung Bromo. Seluruh ongkek tersebut
dilemparkan ke dalam kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan
nenek moyang mereka.
Upacara Kasada Masyarakat Tengger telah membawa manfaat
bagi masyarakat tengger. Selain untuk meminta keselamatan, upacara ini mampu
menyedot banyak perhatian seluruh kalangan masyarakat. Ada nilai politik dalam
upacara Kasada ini dimana upacara Kasada merupakan upacara yang juga bertujuan
untuk menancapkan kekuatan politik di daerah tersebut.
Upacara ini bertujuan untuk menjaga keselamatan para
nelayan dari ganasnya ombak pantai selatan serta memohon berkah dengan cara
mempersembahkan upeti kepada penguasa gaib sesuai dengan kepercayaan masyarakat
setempat. Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang silam,
meskipun dulunya tidak sebesar sekarang in
Pada saat puncak acara yang disebut labuh atau larung,
aneka sesaji berupa makanan lezat serta berbagai hidangan sakral lainnya
diceburkan ke laut. Biasanya labuh ini dilaksanakan pada pertengahan bulan
maulud.
Namun selama bulan maulud, pantai ini sudah dipenuhi
ribuan pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Mereka mulai berdatangan
ketika memasuki bulan maulud sampai akhir bulan maulud. Berbagai pertunjukan
ditemukan dimana-mana disepanjang pantai selama sebulan siang dan malam.
Beberapa sumber mengatakan upacara tradisional ini dibiayai oleh pemkab Malang
dan juga para nelayan.
Pantai Ngliyep merupakan salah satu obyek wisata di
kabupaten Malang bagian selatan, selain Pantai Balekambang yang berada di
sebelah timur. Pada hari-hari biasa pantai Ngliyep yang indah namun menyimpan
sejuta misteri ini selalu ada saja pengunjung yang datang. Pantai ini menjadi
aset pariwisata kabupaten Malang.
3.
UPACARA TEDHAK SITEN
Upacara tedhak siten diadakan karena adanya kepercayaan
sementara orang bahwa tanah mempunyai kekuatan gaib, di- samping itu adanya
kepercayaan bahwa tanah dijaga oleh Bethara Kala. Oleh karena itu si anak perlu
dikenalkan kepada Bathara Kala sipenjaga tanah, melalui upacara yang disebut
tedhak siten, agar Bathara Kala tidak marah. Sebab apabila Bathara Kala marah,
akan menimbulkan suatu bencana bagi si- anak itu.
Upacara tedhak siten
biasa.
Ada ketentuan hari untuk melaksanakan upacara tedhak
siten ini biasanya disesuaikan dengan weton (hari lahir) si anak. Misalnya si
anak itu lahir pada hari Sabtu Pahing, maka selamatan itu juga harus diadakan
pada hari Sabtu Pahing juga. Adapun sarana yang harus disediakan dalam upacara
tedhak piten ini adalah :
Jembangan (bak mandi) yang diisi dengan air bunga setaman.
Sangkar ayam (kurungan : Jawa).
Benda-benda yang diletakkan dalam kurungan, dianta- ranya
: padi, kapas, alat-alat tulis dan bokor yang berisi beras kuning Tikar yang
masih baru sebagai alas kurungan. Tangga yang terbuat dari tebu.
Juadah (nasi ketan yang telah dilumatkan), juadah ini
terdiri dari tujuh warna : merah/putih, hitam, biru, kuning, ungu dan merah
jambu.
Sajian untuk kenduri yang terdiri dari nasi tumpeng
panggang ayam dan lauk-pauknya kulupan. Disamping itu juga dilengkapi dengan
jajan pasar, bubur merah, bubur putih dan bubur sengkolo.
Jalannya Upacara
Setelah segala sarana dalam upacara tersedia, maka
pemimpin upacara (dhukun bayi) membimbing anak yang dise- lamati untuk
menginjak-injak 7 macam juadah seperti tersebut di atas. Kemudian anak tersebut
dibimbing untuk menaiki tangga kecil yang dibuat dari pohon tebu, yang
mempunyai anak tangga 7 buah. Sesudah itu sianak dimasukkan ke dalam kurungan
yang dialasi tikar dan di dalamnya telah disediakan padi, kapas, alat-alat
tulis serta bokor yang berisi beras kuning dan uang logam.
Di dalam kurungan itu si anak disuruh memegang (memilih)
salah satu barang-barang yang disediakan di dalam kurungan. Pada saat itu
hadirin yang mengikuti jalannya upacara memperhatikan benda apa yang dipegang
oleh anak itu, karena menurut kepercayaan benda yang dipegang anak itu melambangkan
mata pencahariannya (nasib) si anak tersebut dikelak kemudian hari.
Misalnya saja bila si anak mengambil alat-alat tulis,
maka menurut kepercayaan anak tersebut kelak akan menjadi anak yang cerdas.
Tetapi apabila ia mengambil padi, atau kapas, si anak tersebut kelak akan menjadi
petani yang berhasil. Adakalanya di dalam kurungan itu juga diletakkan seekor
ayam jantan (jago).
Ayam itu tidak boleh disembelih tetapi harus dipelihara.
Kemudian uang dan beras kuning yang ditaruh di bokor itu, ditaburkan (disawurake
: Jawa) dan diperebutkan oleh anak-anak kecil yang mengikuti upacara itu.
Setelah itu anak dikeluarkan dari sangkar, kemudian dimandikan di dalam bak
yang telah diisi air kembang setaman.
Selanjutnya si anak diberi pakaian serba baru dan perhiasan.
Upacara selanjutnya ialah kenduri yang dipimpin oleh tukang kajat (moditi).
Dengan adanya kenduri itu berakhirlah upacara tedhak siten. Dan sejak itu si
anak sudah diperbolehkan bermain-main di tanah.
4. UPACARA
SEBLANG BANYUWANGI JAWA TIMUR
Ritual Seblang adalah salah satu ritual
masyarakat Using yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam lingkungan
kecamatan Glagah, Kab.Banyuwangi, yakni desa Bakungan dan desa Olehsari.
Seblang atau Sebele ilang (sialnya hilang) Ritual ini dilaksanakan untuk
keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan
tentram.
Penyelenggaraan tari adat Seblang di dua desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olehsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha.
Penyelenggaraan tari adat Seblang di dua desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olehsari diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha.
Para penarinya dipilih secara supranatural
oleh dukun setempat, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari
seblang sebelumnya. Di desa Olehsari, penarinya harus gadis yang belum akil
baliq, sedangkan di Bakungan, penarinya harus wanita berusia 50 tahun ke atas
yang telah mati haid (menopause).
Tari Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi
yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul dimulainya. Namun, catatan
sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang juga
menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah
sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun harus
dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga
setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung.
Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun desa atau pawang.. Sang dukun mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantera. Setelah sang penari kesurupan (taksadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), Mulailah menari dengan gerakan monoton mata terpejam dan mengikuti irama gendhing yang di mainkan.
Musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah saron. Sedangkan di desa Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal. Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan, khususnya pada bagian omprok atau mahkota.
Menurut pengakuan penari seblang didesa
olehsari selama menjadi penari, dia harus menari selama lima jam dalam kondisi
tidak sadar. Memakai omprog, kemben dan sewek dia harus menari berkeliling
pentas. Memasuki ritual tundik, dia melempar selendang ke arah penonton. Siapa
yang menerima selendang itu, dia yang harus menari bersama di atas pentas.
Konon katanya yang mendapat selendang itu berarti dia mendapakan keberuntungan.
Dia juga mengatakan saat sebelum memakai omprog, dirinya masih keadaan sadar. Namun, apabila sudah bau dupa dan memakai omprog dia terasa didatangi oleh seorang perempuan cantik. Memakai kemben berwarna hijau dan sewek serta memakai selendang yang dibalutkan ke pinggulnya. ’’Setelah itu, saya tidak ingat lagi. Pokoknya seperti orang jalan –jalan tapi tidak sampai - sampai,’’ katanya.
Dia juga mengatakan saat sebelum memakai omprog, dirinya masih keadaan sadar. Namun, apabila sudah bau dupa dan memakai omprog dia terasa didatangi oleh seorang perempuan cantik. Memakai kemben berwarna hijau dan sewek serta memakai selendang yang dibalutkan ke pinggulnya. ’’Setelah itu, saya tidak ingat lagi. Pokoknya seperti orang jalan –jalan tapi tidak sampai - sampai,’’ katanya.
Setelah menari, juga merasa capek. Namun, hal
itu tidak dia rasakan. Yang paling penting, menurutnya adalah agar desanya
terbebas dari marabahaya
Ritual Seblang Olehsari
Suara angklung paglak terdengar sayup – sayup
ditelingga masyarakat sekitar Desa Olehsari kecamatan Glagah. Suara angklung
paglak yang berada di pinggir jalan raya Ijen itu merupakan tanda bahwa desa
tersebut sedang punya gawe. Kalangan bapak – bapak dan pemuda desa, mulai
mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk pentas yang akan digunakan untuk
penari seblang.
Nama upacara adat Seblang merupakan upacara
bersih desa untuk menolak balak yang diwujudkan dengan mementaskan kesenian
sakral yang disebut : “Seblang” yang berbau mistis.Seblang olehsari ditarikan
oleh wanita muda selama tujuh hari berturut – turut. Penari menari dalam
keadaan kesurupan (tidak sadar). Ia menari mengikuti gending usingan atau
lagu–lagu sebanyak 28 dan dinyanyikan oleh beberapa sinden.
Pada penari Seblang di desa Olehsari, omprok
(tutup kepala) biasanya terbuat dari pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga
menutupi sebagian wajah penari, sedangkan bagian atasnya diberi bunga-bunga
segar yang biasanya diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan
ditambah dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh di bagian tengah omprok.
Sebelum Ritual Seblang dilaksanakan, pada malam hari sebelumnya, masyarakat desa itu menggelar selamatan yang dikuti oleh seluruh warga. Pelaksanaan Ritual Seblang dilaksanakan 7 hari setiap sore dan prosesinya sama, kecuali pada hari terakhir ada prosesi Seblang Ider bumi, keliling kampung.
Sebelum Ritual Seblang dilaksanakan, pada malam hari sebelumnya, masyarakat desa itu menggelar selamatan yang dikuti oleh seluruh warga. Pelaksanaan Ritual Seblang dilaksanakan 7 hari setiap sore dan prosesinya sama, kecuali pada hari terakhir ada prosesi Seblang Ider bumi, keliling kampung.
Pada prosesi gending "Kembang
Dermo", Seblang menjual bunga. Bunga itu ditancapkan pada sebatang bambu
kecil yang terdiri 3 kumtum bunga sehingga mudah untuk dibawa. Hampir semua
masyarakat desa, para penonton berebut untuk membeli bunga itu. Bunga-bunga itu
disimpan untuk ana-anak atau diletakkan disuatu tempat tertentu di rumah maupun
di sawah yang dipercaya sebagai tolak balak untuk mengusir pengaruh-pengaruh
jahat, balak penyakit maupun keberuntungan.
Prosesi berikutnya yang disebut
"Tundikan", dimana Seblang mengundang tamu atau penonton untuk menari
bersama di atas pentas, yaitu dengan cara melemparkan selendang atau sampur
kepada penonton.
Dalam keadaan kesurupan dan mata terpejam,
penari seblang menunjuk ke arah penonton dimana penari melemparkan selendangnya
dan mengenai seseorang penonton. Penonton berharap bisa mendapatkan Tundik ini
dan menari bersama seblang, karena dipercaya ia akan mendapat keberuntungan.
Ritual
Seblang Bakungan
Seblang bakungan tujuannya sama yaitu
merupakan upacara penyucian desa. Upacara ini dilakukan satu malam, seminggu
setelah hari raya Idul Adha. Tujuan dari upacara ini adalah menolak balak,
yakni dengan mengadakan pertunjukan seblang di malam hari, setelah maghrib.
Acara dibuka dengan parade oncor keliling desa (Ider bumi) yang diikuti oleh
penduduk desa.
Seblang bakungan ditarikan oleh seorang
wanita tua di depan sanggar Seni Bunga Bakung Kelurahan Bakungan Kec.Glagah.
Setelah diberi mantra – mantra ia menari dalam keadaan tidak sadar mata
terpejam,. Lagu –lagunya atau gending using ada 12 – di antaranya Seblang, Podo
nonton, ugo-ugo, kembang Gading dan lainnya. yang menceritakan tentang
kehidupan, karamahan, lingkungan hidup,dsb.
Sebelum melakukan upacara, warga Bakungan
ziarah ke makam buyut Fitri yang merupakan tetua desa dengan membawa ubo rampe.
Setelah ziarah, seluruh warga mulai menyiapkan prosesi seblang dengan
menyiapkan sesaji mulai ketan sabrang, ketan wingko, tumpeng, kinangan, bunga
500 biji, tumpeng takir, boneka dan pecut hingga kelapa sebagai lambang
kejujuran.
Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprok yang dipakai sangat menyerupai omprok yang dipakai dalam penari Gandrung, hanya saja bahan yang dipakai terbuat dari pelepah pisang dan dihiasi bunga-bunga segar meski tidak sebanyak penari seblang di Olehsari. Disamping ada unsur mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.
Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprok yang dipakai sangat menyerupai omprok yang dipakai dalam penari Gandrung, hanya saja bahan yang dipakai terbuat dari pelepah pisang dan dihiasi bunga-bunga segar meski tidak sebanyak penari seblang di Olehsari. Disamping ada unsur mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.
Kegiatan berakhir tengah malam setelah
acara"Adol Kembang". Para penonton kemudian berebut berbagai bibit
tanaman yang dipajang di panggung dan mengambil kiling (baling-baling) yang di
pasang di sanggar. barang-barang yang diambil tersebut dapat di percaya dapat
digunakan sebagai alat penolak balak.
5. UPACARA KEBO-KEBOAN DI BANYU WANGI
Di
Kota Banyuwangi terdapat sebuah suku yang memiliki kesenian unik, yaitu Suku
Using yang memiliki kesenian Kebo-Keboan. Meski zaman kian beralih, namun
setiap tahun masyarakat Banyuwangi berupaya keras mempertahankan kemurnian dan
kesakralan kebudayaan mereka tersebut.
Munculnya
ritual kebo-keboan berawal terjadinya musibah pagebluk. Kala itu, seluruh warga
diserang penyakit dan tanaman diserang hama. Banyak warga kelaparan dan mati
akibat penyakit misterius. Seorang sesepuh, bernama Mbah Karti mendapat wangsit
dari semedinya di bukit untuk menggelar ritual kebo-keboan dan mengagungkan
Dewi Sri.
Keajaiban
muncul ketika warga menggelar ritual kebo-keboan. Warga yang sakit mendadak
sembuh. Hama yang menyerang tanaman padi sirna. Sejak itu, ritual kebo-keboan
dilestarikan. Mereka takut terkena musibah jika tidak melaksanakannya.
Warga
yang merayakan ritual ini sama seperti merayakan hari raya. Para sesepuhlah
yang menentukan tanggal perayaan, berdasarkan penghitunan kalender Jawa Kuno.
Sebelum
upacara adat ini dimulai, warga membuat gerbang yang dihias hasil bumi
daerah mereka. Gerbang inilah yang akan dilewati kerbau jadi-jadian.
Tiap
jalan kampung juga dihiasi berbagai tanaman, sebagai simbol ungkapan
syukur kepada penguasa alam. Selain itu mereka menyiapkan tumpeng dan juga
menyediakan sesajen yang dimasak secara tradisional khas suku Using.
Menjelang
siang hari, warga berkumpul di depan rumah masing-masing. Dipimpin sesepuh
adat, warga berdoa menggunakan bahasa Using kuno. Usai berdoa, warga berebut
menyantap tumpeng yang diyakini mampu memberikan berkah keselamatan.
Usai
pesta tumpeng, ritual Kebo-Keboan ini diawali dengan visualisasi Dewi Sri (
Dewi Padi ) yang ditandu oleh beberapa pengawal dengan pakaian khas. Lalu ada
puluhan laki-laki bertubuh kekar dengan dandanan dan bertingkah aneh seperti
kerbau. Sekujur tubuh mereka dilumuri arang. Mereka memakai rambut palsu warna
hitam beserta tanduk, tidak lupa lonceng kayu berwarna hitam yang tergantung di
leher layaknya kerbau. Ada pula para petani yang membawa hasil panennya.
Prosesi ini disebut sebagai ider bumi ( prosesi mengelilingi
kampung dari hilir hingga ke hulu kampung ).
Sebelumnya,
pawang kerbau memberikan tapung tawar agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan pada sikerbau jadi-jadian itu. Mereka juga sudah dimandikan dan
sebenarnya tidak sadarkan diri karena kemasukkan makhluk gaib. Puluhan manusia
kerbau diarak keliling kampung diiringi gamelan dan angklum sambil berjalan
bergerombol. Layaknya kerbau, mereka berlari dikendalikan seorang petani. Bau
kemenyan dan bunga merebak. Jalan yang dilalui arak-arakan sengaja dibanjiri
air. Tujuannya, kerbau yang lewat bisa berkubang. Polah tingkah mereka pun
berubah layaknya kerbau. Menyeruduk siapa saja yang ada di depannya. Penonton
pun berlarian menghindari serudukan kerbau. Penonton
Perjalanan
arak-arakan berakhir di pusat kampung. Di tempat ini, Dewi Sri turun dari
kereta dan memberikan berkah (benih padi) kepada petani. Lagu pujian
berkumandang mengagungkan kebesaran dewi kemakmuran ini. Selama ritual ini
kerbau yang kesurupan berubah jinak. Mereka mendekat dan tunduk pada sosok Dewi
Sri tersebut.
Kebo-keboan
diakhiri dengan prosesi membajak sawah. Sepasang manusia kerbau menarik bajak,
berkeliling di tengah sawah berlumpur yang siap ditanami. Lalu, benih biji padi
disebar. Warga langsung berebut benih tersebut yang diyakini memberikan
kesuburan. Sambil para penonton sibuk dan beramai-ramai mengambil bibit padi itu,
para “kerbau” mengamuk dan terus menyeruduk.
6.
UPACARA ADAT NGURIT
Penduduk desa Sawoo dan Grogol sebagian besar
menganut agama Islam. Namun demikian penduduk di kedua desa tersebut masih
menjalankan upacara-upacara adat yang sebenarnya tidak termasuk dalam ajaran
agama Islam. Penduduk di kedua desa tersebut semua percaya ada kekuatan gaib.
Hal ini tampak dalam beberapa upacara yang
masih dilakukan hingga sekarang. Utamanya upacara yang berhubungan dengan
pertanian, Upacara-upacara tersebut dilaksakan, selain sebagai permohonan
perlindungan, juga dimaksud sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Apabila sawah telah dikerjakan maka benih
segera ditabur (ngurit). Pada saat ini diadakan selamatan dengan sajian nasi
golong & Jenang abang jenang sengkolo cok bakal, jeroan ayam (isi perut
ayam).
Maksud selamatan tersebut agar benih yang
ditabur dapat tumbuh subur. Setelah upacara ngurit. upacara selanjutnya ialah
pada saat tandur (menanam). Pada saat ini diadakan sajian sederhana yang
berwujud cok bakal yang diletakkan di petak sawah, dimana tandur dimulai.
7. UPACARA ADAT PENGANTIN MALANG KEPRABON
Pengantin
Malang Keprabon dengan segala tata cara upacaranya sangatlah unik dan memiliki
nilai budaya tinggi. Berdasarkan penelitian dari peninggalan candi-candi Jawa
Timur dan seputar kota Malang, seperti candi Jago Tumpang, candi Badut
peninggalan Raja Gajayana dan candi Singosari tata rias dan upacara pengantin
Malang Keprabon berorientasi pada kebudayaan Hindu-Jawa.
Namun
pada perkembangannya, di masa kini prosesi pernikahan tersebut diwarnai pula
oleh ajaran Islam. Berikut beberapa tahapan yang harus dilalui dalam upacara
pengantin Malang Keprabon.
1. Mlapati
Mlapati adalah mencari calon jodoh untuk sang
putra. Pada zaman lampau, pada tahap ngetepi ini, biasanya dilakukan
pada saat sedang berlangsung suatu perayaan atau upacara adat Keraton. Misalnya
acara mantu, ulang tahun penobatan Raja dan sebagainya. Biasanya para putra
putri turut serta menghadirinya.
Apabila
suatu saat telah menemukan gadis yang dirasa cocok untuk dijodohkan dengan sang
putra, maka segera dilakukan penelitian melalui utusan untuk mengetahui
asal-usul dan data lengkap dari sang gadis tersebut. Bila sudah cocok, maka
segera dilakukan acara nontoni.
2. Ngetukake Balung Pisah
Ngetukake
Baluh Pisah adalah
menyaksikan dari dekat calon mempelai yang telah di temukan sebagai calon jodoh
sang putra. Apabila dalam acara ini telah mendapat kesepakatan dari keluarga
calon mempelai pria, maka segera dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni melamar,
terkecuali kalau hal ini suatu 'anugerah' atau 'triman' dari Raja, haruslah di
terima dengan senang hati.
3. Melamar
Melamar,
mengajukan permohonan secara tertulis, disebut 'surat lamaran' yang dibuat oleh
pihak calon mempelai pria yang ditujukan kepada pihak calon mempelai wanita
melalui suatu utusan. Yang diutus atau yang melaksanakan ialah saudara yang
lebih tua dari ayah atau ibu.
Kalau
dikabulkan, maka segera diadakan pembicaraan mengenai penentuan harinya.
Sebagai
tanda menerima, keluarga calon mempelai wanita mengadakan kunjungan balasan
sekaligus menyampaikan bahwa lamaran tersebut diterima.
4. Peningsetan
Menindak
lanjuti acara melamar sebagai tanda pinangan, keluarga calon mempelai pria datang dengan membawa barang
hantaran dan menyerahkan barang-barang tertentu sebagai tanda meminang.
Arak-arakan
ini disaksikan oleh kedua belah pihak
beserta keluarga dan kerabat handai taulan. Maka resmilah acara peningsetan
sebagai tanda ikatan bahwa sang putri sudah ada yang meminang.
5. Penentuan Hari
Kedua
belah pihak menentukan hari baik untuk pernikahan putra-putri. Dalam mencari
penentuan hari sangat diutamakan, karena mengharap kesejahteraan dan
keselamatan bagi kedua calon mempelai. Dalam mencari hari baik, menghindari
hari tali wangke dan hari sampar wangke (hari naas).
6. Pasang Terob
Terob, didirikan 7 hari sebelumnya
atau menurut hari baik. Bahannya terbuat dari daun nipah (daun kelapa yang
dianyam untuk atap) dan bambu untuk tiang-tiangnya. Kalau terob sudah jadi
sekitar atap. diberi hiasan berupa janur. Setelah terp jadi, pada kanan kiri
pintu masuk dipasang tuwuhan yang terdiri dari:
- Sebelah kanan: satu batang pisang raja yang masih lengkap dengan satu tandan beserta jantungnya, satu tandan beserta jantungnya, satu jenjang cangkir gading, tebu wulung, daun kluwih,daun alng-alang, daun beringin, daun apo-apo, untaian padi, dan untaian jagung.
- Sebelah kiri: satu batang pisang gajih yang masih lengkap dengan satu tandan beserta jantungnya, satu janjang kelapa hijau, tebu eulung, daun kluwih, daun alng-alang, daun bringin, daun apo-apo, untaian padi, dan dan untaian jagung.
- Makna hiasannya: Pisang raja, supaya hidup kelak berbahagia seperti raja. Pisang gajih, supaya hidup bisa berhasil. Cengkir, kenceng ing pikir (tegas dalam memikirkan sesuatu). Kelapa hijau, lambang kesembuhan, karena airnya dapat digunakan sebagai obat penawar. Tebu, anteping kalbu (ketetapan hati). Padi dan jagung: makanan pokok. Daun kluwih, linuwih (serba tahu atau serba lebih). Daun alang-alang tanpa halangan. Daun apo-apo, tidak ada apa-apa. Janur, cahaya, supaya calon pengantin mempunyai cahaya yang mempesona. Beringin, lambang pengayoman.
7. Pingitan
Lebih
kurang 7 hari sebelum akad nikah, calon pengantin wanita dipingit di dalam
keputren, dan tidak diperkenankan berhias atau memakai perhiasan. Hari pingitan
ini dilambangkan sebagai hari puasa. Sebaiknya calon pengantin memakai lulur
agar nanti bila saatnya tiba, wajahnya akan bercahaya atau terlihat manglingi.
Lebih
baik lagi kalau calon pengantin wanita mau berpuasa. Karena hikmah puasa dapat
menahan diri atau bersabar, supaya tidak mudah tergoda atau cobaan-cobaan, dan
untuk mendapatkan ridho Allah Swt, agar hidup bahagia sampai nanti.
8. Siraman
Upacara
siraman dilaksanakan sehari sebelum hari nikah. Maksudnya, untuk mensucikan
salon pengantin, baik jasmani maupun rohani. Waktu siraman dilakukan antara
pukul 11.00 yang memandikan adalah para pini sepuh yang masih genap (suami
istri) dan sejahtera hidupnya, didahului oleh Bapak dan Ibu pengantin.
Maksudnya
, agar dapat mewariskan kebahagiaan kepada calon pengantin. Yang memandikan
berjumlah ganjil, dan yang terakhir juru rias mengguyur dengan air kendi, lalu
kendi tersebut dipecahkan. Setelah upacara siraman selesai, dilanjutkan dengan
meratus rambut.
9. Meratus Rambut
Maksud
dari meratus rambut ialah mengeringkan rambut dan memberi aroma harum pada
rambut. Yang meratus rambut juru rias selama kurang lebih dari 15 menit.
10. Ngetepi atau Ngerik
Ngetepi atau ngerik, menghilangkan
bulu kuduk (bulu kalong) dan menghilangkan bulu-bulu pada wajah yang masih
melekat, supaya bersih (terhindar dari gangguan/ menghilangkan suker)
11. Manggulan
Manggulan merupakan malam tirakatan dan malam
terakhir bagi calon pengantin putri sebagai gadis perawan. Calon pengantin
dirias sederhana dan memakai sanggul. Calon pengantin duduk didalam kamar
ditemani sanak keluarga dan para pinisepuh untuk memberi doa restu agar
pelaksanaan ijab atau nikah dan tamu pengantin tidak ada aral melintang.
Pakaian yang dikenakan adalah kain panjang gringsing kebaya berenda malangan.
Upacara Tingkeban adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa, upacara ini disebut juga mitoni berasal
dari kata pitu yang arti nya tujuh. Upacara ini dilaksanakan pada usia
kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali. Upacara ini bermakna
bahwa pendidikan bukan saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam
di dalam rahim ibu. Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil dimandikan
dengan air kembang setaman dan
disertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan YME agar selalu
diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang
akan dilahirkan selamat dan sehat.
8.
UPACARA TINGKEBAN
Lho kok enggak ada komentar sih
BalasHapusudah baca...:|
BalasHapusterimakasih
BalasHapusJUAL OBAT ABORSI CYTOTEC ASLI 085800007471-PIN.D0D59AC9.
BalasHapusJUAL OBAT ABORSI CYTOTEC AMPUH.
JUAL OBAT ABORSI CYTOTEC MANJUR.
JUAL OBAT PENGGUGUR KANDUNGAN CYTOTEC.
JUAL OBAT CYTOTEC PELANCAR HAID
JUAL OBAT PELUNTUR JANIN CYTOTEC.
JUAL OBAT ABORSI CYTOTEC MUJARAP.
JUAL OBAT ABORSI CYTOTEC PATEN.
JUAL OBAT ABORSI MANJUR.
JUAL OBAT ABORSI PENGGUGUR KANDUNGAN.
JUAL OBAT ABORSI PELANCAR HAID.
JUAL OBAT ABORSI PELUNTUR JANIN.
JUAL OBAT ABORSI MUNJARAP.
JUAL OBAT ABORSI PATEN.
JUAL OBAT TELAT BULAN ASLI.
JUAL OBAT ABORSI AMPUH.
JUAL OBAT ABORSI ASLI.
JUAL OBAT ABORSI MANJUR.
JUAL OBAT ABORSI BERGARANSI.
JUAL OBAT ABORSI TERPERCAYA.
JUAL OBAT ABORSI TERMURAH.
CARA CEPAT DAN TEPAT UNTUK MENGATASI MASALAH ANDA.
KLIK DI SINI..!!!