ASAL USUL SEJARAH DESA ASTANA
LANGGAR KABUPATEN CIREBON
Desa Astana Langgar termasuk wilayah Kecamatan
Losari, kira-kira 5 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Losari kearah selatan.
Pada
awalnya di pedukuhan yang bernama Pasuruan, saat itu para tokoh adat dan agama
sedang menyusun sebuah rencana untuk mengadakan penyerangan terhadap Belanda.
Mereka adalah Ki Upas Nenggala, Ki Darma Wijaya, Ki Cipta Nurasa dan Kiyai
Cipta Langgeng. Hasil musyawarah itu diputuskan bahwa untuk melawan penjajah
Belanda hendaknya kita bersatu dibawah kepemimpinan Pangeran Silih Asih. Tetapi
yang dimaksud tidak ada ditempat, beliau sedang bertugas menyebarkan agama
Islam di wilayah Pulau Lumpur.
Untuk
menghubungi dan memberitahukan keadaan di tanah Pasuruan kepada Pangeran Silih
Asih para tokoh yang hadir dalam pertemuan mempercayakan tugas ini kepada Ki
Upas Nenggala. Sebagai seorang kesatria tangguh Ki Upas Nenggala tentunya sangat bangga mendapat
tugas mulia ini yaitu menegakkan kebenaran dan mengusir penjajah dari muka bumi
tanah Pasuruan. Secepat kilat Ki Upas Nenggala dengan kesaktiannya telah sampai
di Pulau Lumpur, segera Ki Upas Nenggala bersujud ke Pangeran Silih Asih yang
dianggapnya sebagai pimpinan tanah Pasuruan.
Setelah dijelaskan bahwa pihak penjajah Belanda sudah measuki wilayah Pasuruan,
dan para tokoh Pasuruan meminta Pangeran Silih Asih bersedia menjadi pemimpin
dalam perlawanan melawan penjajah Belanda . Setelah Pangeran Silih Asih
mendengar laporan keadaan tanah Pasuruan dalam bahaya, jiwanya bergetar dan
bersedia memimpin pasukan tempur dan dibantu oleh pasukan yang ada di Pulau
Lumpur untuk menghadang dan menghalau penjajahan.
Dilakukannya
berbagai latihan perang dengan strategi yang telah disusun dan di diskusikan
dengan para tokoh, Pangeran Silih Asih mengadakan serangan fajar hingga banyak
yang jadi korban di pihak musuh. Dengan persenjataan yang sederhana, tetapi
pasukan Pangeran Silih Asih telah digembleng jiwanya untuk tetap bertempur
sampai titik darah penghabisan.
Berbekal
sebuah semangat yang tinggi itulah mereka mampu melakukan perlawanan dengan
sengit. Tetapi bagaimanapun juga peperangan selalu menimbulkan korban di kedua
belah pihak. Adapun korban dari pihak pasukan Pangeran Silih Asih, atas
kesepakatan Pangeran Silih Asih , Ki Upas nenggala dan pejuang lainnya di
kumpulkan, selanjutnya dimakamkan di Astana Garib. Tidak jauh dari tempat itu
Pangeran Silih Asih bersama penduduk membangun sebuah langgar, tempat beribadat
dan sekaligus tempat menyalatkan jenazah para pejuang yang gugur di medan tempur.
Selang
beberapa waktu Pangeran Silih Asih membuat pedukuhan bersama-sama dengan
penduduk sekitarnya, dan oleh Pangeran Silih Asih daerah itu dinamai Desa
Astana Langgar, berasal dari nama astana yang artinya kuburan, dan langgar
tempat beribadat orang Islam dalam menjalankan sholat. Sekarang nama Astana Langgar cukup dikenal
karena di daerah itu ada sebuah sanggar tari topeng yang terkenal ke
mancanegara. Ibu Sawitri diantara salah seorang penari topeng yang mampu
mengangkat nama harum Indonesia dan sekarang gaya topeng Losari menjadi sebuah
kekuatan dan memiliki karakter kuat yang dimiliki Kabupaten Cirebon.
Nama-nama kuwu
yang diketahui adalah :
1. Sumarjo
: 1963 – 1985
2. Martaguna
: 1985 – 1994
3. Nurjaman
: 1994 – 1995
4. Moch.
Ma’sum : 1995 – 2001
5. Abdul Gani (PJS) : 2001 – 2002
6. Gurotin Mas’ud : 2002 –
7. Syamsudin -
sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar