BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini, penyakit menular seksual
(PMS) makin marak menjangkiti banyak penduduk di dunia, khususnya Amerika
Serikat dan Kanada. Namun, tidak jarang pula penduduk di Indonesia terjangkit
berbagai jenis penyakit menular seksual tersebut. PMS sangat berbahaya, karena
tak sebatas menimbulkan efek pada organ kelamin semata, namun juga dapat
menimbulkan masalah lain pada beberapa alat indera seperti kulit, mata, dan
lidah (pada mulut). Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan
dalam bidang kesehatan seksual. Obat Sipilis Tradisional
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Apa yang dimaksud penyakit menular seksual?
- Apa penyebab dan penularan penyakit menular
seksual pada umumnya?
- Apa saja penyakit menular seksual yang
menimbulkan bahaya pada system indera?
- Apa saja gejala yang ditimbulkan dan
efeknya terhadap alat indera?
- Apa penyebab dari penyakit tersebut dan
bagaimana penularannya?
- Bagaimana pencegahan dan pengobatannya?
1.3 TUJUAN
Penulisan makalah ini tak
semata-mata dibuat untuk memenuhi kompetensi
kami sebagai siswa kelas XI jurusan IPA semester 2 SMAN 38 Jakarta,
namun juga diperuntukan agar para pembaca dapat mengetahui lebih banyak lagi
tentang banyak hal yang berhubungan dengan penyakit menular seksual, serta
masalah yang ditimbulkan pada organ tubuh lain, termasuk alat indera, sehingga
pencegahan terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan oleh para pembaca.Obat
Kencing Nanah alami
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS)
merupakan suatu infeksi atau penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak
seksual, baik oral, anal, maupun vaginal. PMS menyerang alat kelamin, namun
gejalanya dapat timbul dan menyerang organ tubuh lainnya, seperti otak, hati,
jantung, dan alat indera. Umumnya PMS berbahaya bagi organ-organ reproduksi,
dan harus segera diobati.Obat Sipilis Alami
Diperkirakan 1 dari 3 orang di
seluruh dunia pernah mengidap PMS. Separuhnya terjadi di Asia. Sekitar 1 juta
orang meninggal setiap tahun karenanya. Itu di luar meninggal karena AIDS. Pada
tahun 2002, WHO melaporkan bahwa terdapat lebih dari 11 juta kasus baru PMS
khusus untuk jenis sifilys, klamidia dan gonore saja. Dari jumlah itu, 3 juta lebih terjadi di Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.
2.2 PENYEBAB DAN PENULARAN PMS PADA UMUMNYA
PMS disebabkan oleh virus, bakteri
sampai arthropoda. Beberapa PMS yang disebabkan oleh virus adalah AIDS, herpes,
dan genital warts. Penanganan terhadap PMS yang disebabkan oleh virus masih
belum ditemukan standar baku. Namun gejala yang menyertai penyakit itu bisa
ditangani. Adapun gonore, klamidia, dan sifilis adalah contoh PMS yang
disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu penanganannya bisa menggunakan
antibiotik.
Manusia diketahui tidak dapat
membangun antibodi terhadap beberapa PMS sehingga tidak ada peluang bagi pelaku
hubungan seksual untuk tidak terjangkit PMS apabila berhubungan seksual dengan
pasangan yang telah terjangkit PMS. Suatu hal yang umum adalah tidak munculnya
gejala PMS pada tahap awal atau bahkan tidak muncul gejala sama sekali.
Tahu-tahu sudah parah dan merusak jaringan tubuh. Itu sebabnya harus sering cek
kesehatan jika Anda memiliki resiko tertular PMS.
2.3 MACAM-MACAM PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL YANG BERPENGARUH PADA ALAT INDERA
Terdapat sekitar 40 jenis penyakit
yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagai contoh adalah AIDS, herpes, klamidia, gonore, sifilis,
genital warts, hepatitis B, kutu kemaluan, infeksi saluran kencing, granuloma,
limpogranuloma, molluscum, trikomoniosis, radang pelvik, dan vaginitis. Berikut
adalah ragam jenis penyakit menular seksual yang umum ditemui dalam masyarakat,
sehingga telah sangat dikenal.
1. Klamidia (Chlamydia)
a. Pengertian
Chlamydia tergolong salah satu
penyakit menular seksual (sexual transmitted diseases), seperti kencing nanah,
sifilis, dan tentu HIV/AIDS. Bedanya dengan HIV, chlamydia masih bisa
disembuhkan.
b. Gejala
Gejala mula timbul dalam waktu 3-12
hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil
berisi cairan yang tidak disertai nyeri. Lepuhan ini berubah menjadi ulkus
(luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan oleh
penderitanya. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah
satu atau kedua selangkangan.
Kulit diatasnya tampak merah dan
teraba hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit
yang terletak diatas kelenjar getah bening tersebut.
Dari lubang ini akan keluar nanah
atau cairan kemerahan, lalu akan membaik; tetapi biasanya meninggalkan jaringan
parut atau kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit
kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi
rektum yang menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah. Akibat penyakit yang
berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa mengalami
penyumbatan, sehingga terjadi pembengkakan jaringan. Infeksi rektum bisa
menyebabkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya mengakibatkan penyempitan
rektum.
Kuman chlamydia bisa juga menyerang selaput lendir bola mata yang
dikenal sebagai penyakit trachoma. Bila dibiarkan tanpa pengobatan, trachoma
bisa berakhir dengan kebutaan. Pada bayi, kuman chlamydia bisa menyerang
paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia).
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Chlamydia trachomatis. Selain menular pada kelamin, chlamydia tak
jarang pula bisa ditularkan lewat liang dubur jika melakukan sodomi. Dapat pula
melalui rongga mulut jika melakukan oral seks dengan pasangan seks yang positif
chlamydia. Selain itu chlamydia juga lebih gampang berjangkit pada mereka yang
sudah memiliki penyakit menular seksual lain sebelumnya, dan berisiko tinggi
pula pada mereka yang pasangan seksnya sudah positif mengidap salah satu
penyakit STD. Bayi baru lahir berisiko tertular chlamydia pada matanya jika
tidak dicegah dengan salep mata begitu dilahirkan.
d. Pencegahan dan Pengobatan
Cara yang paling baik untuk
mencegah penularan penyakit ini adalah abstinensia (tidak melakukan hubungan
seksual dengan mitra seksual yang diketahui menderita penyakit ini). Untuk
mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku
seksual yang aman (tidak berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan
kondom). Untuk pengobatan dapat diberikan Tetrasiklin, Azithromisin,
Erythromycin, Erythromycin base, Ofloxacin.
2. Sifilis (Raja Singa)
a. Pengertian
Penyakit Kulit Kelamin sifilis
merupakan salah satu penyakit berbahaya. Sifilis mempunyai sejarah panjang.
Kaum gay dan homoseksual memiliki risiko besar terjangkiti penyakit kulit
kelamin ini. Penyakit ini juga dikenal dengan “Raja Singa”.
b. Gejala
Gejala-gejala yang timbul jika
terkena Penyakit Kulit Kelamin Sifilis ini adalah benjolan-benjolan dan
lecet-lecet di kulit sekitar alat kelamin. Timbulnya benjolan sering pula
disertai pusing-pusing dan rasa nyeri pada tulang, mirip seperti gejala flu.
Anehnya, gejala-gejala yang timbul ini dapat menghilang dengan sendirinya tanpa
pengobatan.
Penyakit Kulit Kelamin Sifilis
dapat dikatakan sebagai musuh dalam selimut karena selama jangka waktu 2-3
tahun pertama tidak akan menampakkan gejala mengkhawatirkan. Namun, setelah
5-10, sifilis baru akan memperlihatkan keganasannya dengan menyerang sistem
saraf, pembuluh darah, dan jantung.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi bakteri Treponema palladium. Bakteri tersebut dapat pindah dari orang
yang telah terinfeksi bakteri ke orang sehat karena hubungan seksual berlainan
jenis (heteroseksual) serta hubungan sesama jenis (homoseksual) juga oral seks.
Ibu yang mengidap Penyakit Kulit
Kelamin sifilis juga dapat menularkan sifilis pada janinnya. Namun, Anda tidak
perlu khawatir karena Penyakit Kulit Kelamin sifilis tidak akan menyebar dari
handuk, kloset, dan pegangan pintu yang dipakai penderita sifilis.
d. Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahannya adalah dengan tidak
melakukan hubungan seks bebas, apalagi hubungan seks sesama jenis. Bagi para
homoseksual, meskipun tidak melakukan hubungan kelamin, oral seks juga berisiko
besar untuk menularkan Penyakit Kulit Kelamin ini. Sedangkan untuk pengobatan,
dapat menggunakan antibiotic sesuai anjuran dokter.
3. Herpes Genital
a. Pengertian
Herpes Genitali adalah infeksi akut
(STD=sexually transmitted disease), ditandai dengan timbulnya vesikula (vesikel
= peninggian kulit berbatas tegas dengan diameter kurang dari 1 cm dan dapat
pecah menimbulkan erosi kayak koreng kecil) pada permukaan mukosa kulit
(mukokutaneus), bergerombol di atas dasar kulit yang berwarna kemerahan.
Saat ini dikenal dua macam herpes
yakni herpes zoster dan herpes simpleks. Kedua herpes ini berasal dari virus
yang berbeda.
b. Gejala
Herpes genitalis primer memiliki
masa inkubasi antara 3 - 7 hari. Gejala yang timbul dapat bersifat berat tetapi
bisa juga tidak tampak, terutama apabila lukanya berada di daerah mulut rahim
pada perempuan. Pada awalnya, gejala ini didahului oleh rasa terbakar beberpa
jam sebelumnya pada daerah dimana akan terjadi luka. Setelah luka timbul,
penderita akan merasakan gejala seperti tidak enak badan, demam, sakit kepala,
kelelahan, serta nyeri otot. Luka yang terjadi berbentuk vesikel atau
gelembung-gelembung. Kemudian kulit tampak kemerahan dan muncullah vesikel yang
bergerombol dengan ukuran sama besar. Vesikel yang berisi cairan ini mudah
pecah sehingga menimbulkan luka yang melebar. Bahkan ada kalanya kelenjar getah
bening di sekitarnya membesar dan terasa nyeri bila diraba.
Pada pria gejala akan tampak lebih
jelas karena tumbuh pada kulit bagian luar kelenjar penis, batang penis, buah
zakar, atau daerah anus. Sebaliknya, pada wanita gejala itu sulit terdeteksi
karena letaknya tersembunyi. Herpes genitalis pada wanita biasanya menyerang
bagian labia majora, labia minora, klitoris, malah acap kali leher rahim
(serviks) tanpa gejala klinis. Gejala itu sering disertai rasa nyeri pada
saluran kencing. Pada orang dewasa, penyakit ini jarang menyebabkan kematian.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh Virus
Herpes Simplex (terutama HSV=Herpes Simplex Virus type II). Baik HSV-1 maupun
HSV-2 menular melalui kontak kulit, ciuman, hubungan seks dan oral seks. Herpes
paling mudah ditularkan pada masa terjadinya luka aktif. Akan tetapi virus juga
dapat menyebar selama tidak ada gejala yang tampak, dan ditularkan dari daerah
yang kelihatannya tidak aktif. Sebagian besar penularan herpes genitalis ini
terjadi melalui kontak seksual. Sulitnya, kadang-kadang penderita tidak sadar
bahwa ia sedang kambuh, sehingga dengan melakukan hubungan seks yang tidak
terlindungi, ia menularkan virus ini ke pasangannya.
d. Pencegahan dan pengobatan
Untuk pencegahan dapat dilakukan
dengan menghindari kontak kulit, ciuman, oral sex, atau berhubungan seksual.
Untuk penyembuhan, harus dilakukan penanganan serius, karena belum ada vaksin
ataupun obat yang efektif. Obat yang diberikan oleh dokter semisal salep atau
pun antivirus hanya dapat menyembuhkan luka herpes dan mencegah menyebarnya
virus, sehingga herpes dapat sembuh sewaktu-waktu.
4. Genital Wart
a. Pengertian
Kutil Genitalis (Kondiloma
Akuminata) merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau
dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.
b. Gejala
Kutil genitalis paling sering
tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembap. Pada pria, area yang sering
terkena adalah ujung dan batang penis dan dibawah kulit depannya (jika tidak
disunat). Pada wanita, kutil timbul di vulva, dinding vagina, leher rahim
(serviks) dan kulit di sekeliling vagina. Kutil genitalis juga bisa terjadi di
daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada pria homoseksual dan wanita
yang melakukan hubungan seksual melalui dubur.
Kutil biasanya muncul dalam waktu
1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagai pembengkakan kecil yang lembut,
lembap, berwarna merah atau pink. Mereka tumbuh dengan cepat dan bisa memiliki
tangkai. Pada suatu daerah seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaannya
yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol (blumkol).
Pada wanita hamil, pada gangguan
sistem kekebalan (penderita AIDS atau pengobatan dengan obat yang menekan
sistem kekebalan) dan pada orang yang kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini
sangat cepat.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Genital Wart disebabkan oleh Virus papilloma.
Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi
tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker
leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor
intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang
abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut, tenggorokan atau
kerongkongan.
d. Pencegahan dan pengobatan
Kutil pada alat kelamin luar bisa
diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius
lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan
atau asam trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan
ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit
di sekelilingnya dan sering gagal. Kutil di uretra bisa diobati dengan obat
anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah
pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis
sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat,
kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.
5. Hepatitis B
a. Pengertian
Hepatitis B adalah suatu penyakit
hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota
famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun
yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi
epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di
Tiongkok dan berbagai negara Asia.
b. Gejala
Gejala tersebut dapat berupa selera
makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan,
kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah
satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak
kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
c. Penyebab dan Mekanisme Penularan
Penyebab Hepatitis ternyata tak
semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti
karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat
lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan
Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap
melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah
adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam
tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun
lain.
Secara vertikal, cara penularan
vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang
dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
Secara horisontal, dapat terjadi
akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum,
transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama
(Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll)
atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita.
d. Pencegahan dan pengobatan
Pencegahan dapat dilakukan dengan
imunisasi, tidak menggunakan barang orang lain, melakukan hubungan seks yang
aman dan sehat, Jika terinfeksi hepatitis B jangan mendonorkan darah,
membersihkan ceceran darah, dan menjaga kebersihan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan
makan bergizi, istirahat total, pemberian obat penurun panas dan anti mual.
Jika, hepatitis B sudah kronis, maka dokter akan memberikan suntikan interferon
alfa dan interferon beta. Cara pengobatan lain adalah dengan tablet yang
diminum setiap hari, yaitu Lamivudin, Hepsera, Atikavir dan Telbivudin. Waktu
pengobatan dengan tablet membutuhkan waktu satu tahun penuh dengan biaya yang
lebih murah.
Setelah melalui tahapan pengobatan,
penderita Hepatitis B tetap harus melakukan cek kesehatan hati mereka setiap 6
bulan secara rutin.
Pengobatan dan pencegahan dapat
dilakukan pula dengan mengkonsumsi tanaman-tanaman herbal seperti kunyit,
mengkudu, dsb.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penyakit menular seksual tidak
hanya menimbulkan bahaya bagi organ seksual, namun juga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi pada organ lainnya, termasuk alat indera dan system syaraf
pada manusia. Penyakit tersebut ternyata tidak selalu menular melalui hubungan
seksual secara langsung, dan tidak semua penyakit dapat diobati karena pada
penyakit tertentu belum ada obat penyembuhnya yang efektif. Seiring dengan
tersebar luasnya penyakit menular seksual, maka pengetahuan seputar berbagai
penyakit menular seksual harus dipelajari dan diketahui oleh berbagai kalangan,
khususnya sejak remaja.
UNTUK DAFTAR ISI DAN KATA PENGANTAR BISA DI DOWNLOAD DI SINI <--
UNTUK DAFTAR ISI DAN KATA PENGANTAR BISA DI DOWNLOAD DI SINI <--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar