BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organ
terbentuk dari beberapa jaringan yang saling bekerjasama melaksanakan fungsi
tertentu. Berdasarkan letaknya, organ dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Organ dalam : jantung, paru-paru, ginjal,
hati, lambung, otak, limfa, pankreas, usus halus, usus besar, organ reproduksi jantan , dan organ
reproduksi betina.
2. Organ luar : mata, telinga hidung
Adanya
berbagai jaringan yang berkumpul membentuk suatu organ tertentu, memungkinkan
suatu organ mempunyai kemampuan melaksanakan fungsi hidup yang beranekaragam.
Makin tinggi derajat suatu hewan, makin banyak organ tubuh yang dimilikinya.
Hal ini bertujuan untuk efisiensi kerja, karena dengan banyaknya organ tubuh
maka pembagian kerja akan semakin efektif.
B. Tujuan
1.
Mengetahui macam – macam organ tubuh hewan
2.
Mengetahui struktur dan fungsi dari macam-macam organ hewan
C. Rumusan Masalah
1.
Apa sajakah macam-macam organ tubuh pada hewan?
2.
Apa fungsi dari setiap macam-macam organ tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan
letaknya, organ dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Organ Dalam
1. JANTUNG
Secara
internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian,
dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah
tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding
jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga,
serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding
serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan
gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang
lebih besar untuk mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta,
untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Tiap
serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah
katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup
trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara
serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup bikuspidalis
(katup berdaun dua).
Pada
pisces, jantungnya terdiri dari dua ruangan yaitu satu serambi dan satu bilik.
Pada amphibi, jantungnya terdiri dari tiga ruangan yaitu serambi kiri, serambi
kanan dan satu bilik. Sedangkan pada reptil, jantungnya terdiri dari empat
ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan, namum
sekat antar bilik belum sempurna. Pada jantungnya memiliki foramen panizza.
2. PARU-PARU
Paru-paru
mamalia mempunyai permukaan berspan (spongy texture) dan dipenuhi liang
epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas
berbanding luas permukaan paru-paru. Paru-paru terletak di dalam rongga dada
(thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang tulang selangka dan
diselaputi karung yang disebut pleura.
Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung
luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh
lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cairan pleural.
Bernafas kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup
menyebabkan rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga
boleh mengembang dan mengucup sedikit. Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam
dan keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes);
yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi
oleh kapilari yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam
darah, di mana oksigen akan d angkut melalui hemoglobin.
Fungsi
Paru-Paru
Paru-paru
merupak an organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi
untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran
antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel
darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan
dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
3. GINJAL
Ginjal
adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang
membantu meredam goncangan.
Bagian
paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional dasar dari ginjal
adalah nefron yang berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan
molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran
lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut
urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut
korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran
(tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori
untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium
tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan
dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke
dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat
arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam
kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada
glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula
Bowman (podosit)
Dengan
bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam
bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah
ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan
dalam filtrat ini. Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman.
Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara
pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya
yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle
menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap
kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air
(97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus
melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem
pengumpul yang terdiri dari:
• tubulus penghubung
• tubulus kolektivus kortikal
• tubulus kloektivus medularis
Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin Cairan
menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin,
yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
4. HATI
Hati
(bahasa Yunani : hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan
fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati
membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun
dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari
asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.Sel parenkimal
pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan
berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal.
Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal
secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.
Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai
stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.
Fungsi hati
Berbagai
jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat
ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu
menggantikan semua fungsi hati. Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:
• empedu yang mencapai ½ liter setiap hari.
Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel
darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau
diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam
empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna
lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah
zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila
saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga
kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita
penyakit kuning.
• sebagian besar asam amino
• anti-trombin
• kalsidiol
• kolesterol
• insulin-like growth factor 1 (IGF-1),
sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam
masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa.
• enzim arginase yang mengubah arginina
menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO²
yang bersifat racun.
• trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein
yang mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.
• angiotensinogen, sebuah hormon yang
berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah
enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh
juxtaglomerular apparatus.
5. LAMBUNG
Lambung
(bahasa Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus berupa suatu
kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum
adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan
diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus
dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari
kerongkongan itu sendiri . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat.
Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau
sering disebut duodenum.
Dinding
lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis,
dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis
cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti
palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga
memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah
lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan
nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang
diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah
lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi
menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong.
Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak
peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di
dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai
lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan
untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh
lainnya.
6. OTAK
Otak
(bahasa Inggris: encephalon) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central
nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak
mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh
homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan
suhu tubuh. Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi
untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi
dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam
bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada
celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin
mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga
seratus miliar neuron.
7. LIMFA
Limpa
adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan sistem
sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa termasuk salah
satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe. Sistem
limfoid berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing.
Sel-sel pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu
membedakan sel tubuh dengan zat asing dan menyelenggarakan inaktivasi atau
perusakan benda-benda asing. Sel imunokompeten terdiri atas :
• sel utama bergerak, yakni sel limfosit dan
makrofaga, dan
• sel utama menetap, yakni retikuloendotel
dan sel plasma.
Limpa
merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan dekat punggung
rongga perut di antara diafragma dan lambung [3]. Secara anatomis, tepi limpa
yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu mengakumulasi limfosit dan
makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ
pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah . Limpa
dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan
jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan kapsula
ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung arteri, vena,
saraf, dan pembuluh limfe [1]. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri atas
pulpa merah dan pulpa putih [3]. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potongan
limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa [3]. Pulpa putih tersebar
dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna putih kelabu. Pulpa putih
terdiri atas pariarteriolar limphoid sheats (PALS), folikel limfoid, dan zona
marginal. Folikel limfoid umumnya tersusun atas sel limfosit B, makrofaga, dan
sel debri
8. PANKREAS
Pankreas
adalah kelenjar panjang yang agak menyempit. Letaknya di belakang usus duabelas
jari dan mengandung sekumpulan sel yang disebut kepulauan Langerhans. Kepulauan
Langerhans ini menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang digunakan untuk
mengatur jumlah gula dalam darah. Insulin akan mengubah kelebihan glukosa darah
menjadi glikogen untuk kemudian menyimpannya di dalam hati dan otot. Suatu saat
ketika tubuh membutuhkan tambahan energi, glikogen yang tersimpan di dalam hati
akan diubah oleh glukagon menjadi glukosa yang dapat digunakan sebagai energi
tambahan.
Pankreas
juga mengandung sel yang menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas adalah
getah pencernaan yang mempunyai peran penting dalam mengolah tiga kelompok
bahan makanan organik utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Getah
pankreas ini terutama terdiri dari air, bikarbonat, dan enzim yang dapat
dibedakan atas enzim tripsin, enzim amilase, serta enzim lipase.
Getah pankreas dialirkan ke usus duabelas jari
melalui dua saluran di sepanjang pankreas. Pada usus duabelas jari, bikarbonat
menetralisir chymus asam. Tripsin bekerja atas protein dalam makanan dan
membantu menyempurnakan proses pencernaan makanan di dalam lambung bersama-sama
dengan enzim pepsin yang dihasilkan oleh lambung. Amilase berperan dalam
melanjutkan proses pemecahan karbohidrat yang telah dimulai oleh enzim ptyalin
dalam air ludah. Sementara itu, lipase mempunyai peran yang tak kalah penting
dalam proses pemecahan lemak.
9. USUS HALUS
Usus
halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di
antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
kantung empedu.
Di
dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut
diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:
• Enterokinase, untuk mengaktifkan
tripsinogen yang dihasilkan pankreas menjadi tripsin;
• Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah
dipeptida atau pepton menjadi asam amino;
• Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa
dan galaktosa;
• Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi
glukosa;
• Disakarase, mengubah disakarida menjadi
monosakarida;
• Peptidase, mengubah polipeptida menjadi
asam amino;
• Lipase, mengubah trigliserida menjadi
gliserol dan asam lemak;
• Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa
dan glukosa.
Di
dalam usus penyerapan (iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut
jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan,
sehingga makanan dapat terserap sempurna.
10. USUS BESAR
Usus
besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon
terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon
menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon
kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon
kiri".
Fungsi
usus besar yaitu
1. menyimpan dan eliminasi sisa makanan,
2. menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,
dengan cara menyerap air
3. mendegradasi bakteri.
Secara
makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon
asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. Keenam bagian
ini sulit dibedakan secara histologis. Karakteristik utama pada sekum, kolon,
dan rektum yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar
yang panjang dan berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler
asidofilik (sel Panneth), dan memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak.
Gambaran
histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih
panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus.
Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel
Goblet dibandingkan usus halus Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan
ikat retikuler dan nodulus limfatikus.
Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar
terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah
luar. Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus
Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan
tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat
subserosa.
B.
Organ Luar
1.
MATA
Mata
adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang
paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual.
Bagian-bagian
pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak
untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:
• Kornea
Merupakan
bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.
• Sklera
Merupakan
bagian dinding mata yang berwarna putih. Tebalnya rata- rata 1 milimeter tetapi
pada irensi otot, menebal menjadi 3 milimeter.
• Pupil dan iris
Dari
kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang
masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil
dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris
inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.
• Lensa mata
Lensa
mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa
mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik
kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa
mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari
dekat), lensa mata akan menebal.
• Retina atau Selaput Jala
Retina
adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina
yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.
• Saraf optik
Saraf
yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
Mata
majemuk ditemukan di antara arthropoda (kerabat serangga), dan terdiri dari
banyak sisi sederhana yang putus berpiksel citra (tak ada tampilan lipat ganda
seperti yang sering dipercaya).
2.
TELINGA
Telinga
merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada hewan
vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan beberapa
variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.
Setiap
vertebrata memiliki satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris
pada bagian yang berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan
lokalisasi suara.
Suara
adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,
dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi
pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.
Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan telinga
dan otak (nervus vestibulokoklearis).
Hanya
hewan vertebrata yang memiliki telinga, walaupun beberapa invertebrata mampu
mendeteksi suara dengan indera tertentu. Pada serangga, organ timpani digunakan
untuk mendengar suara.
Beberapa
hewan juga menggunakan kakinya untuk mengenal suara seperti pada laba-laba dan
kecoa. Ulat bulu menggunakan bulu pada tubuhnya untuk merasakan getaran dan
memungkinkan mereka untuk merespon suara.
3. HIDUNG
Rongga
hidung mempunyai tiga lapisan yang dipisahkan oleh tulang. Rongga atas berisi
ujung-ujung cabang saraf cranial, yaitu saraf olfaktori (saraf pembau).Hidung
terlindung dari lapisan tulang rawan dan bagian rongga dalam mengandung sel-sel
epitel yang berfungsi untuk menerima rangsang kimia. Bagian tersebut dilengkapi
lendir dan rambut-rambut pembau. Hidung merupakan salah satu dari panca indra
yang berfungsi sebagai indra pembau. Indra pembau berupa kemoreseptor yang
terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.Epitelium pembau
mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak
sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan
kimia bau-bauan di udara
Bulu
hidung di dalam kaviti hidung menapis debu dan mikroorganisma dari udara yang
masuk dan lapisan mukus yang memerangkapnya. Bekalan darah yang banyak ke
membran mukus membantu mengawal udara yang masuk menjadi hampir sama dengan
suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai
organ untuk membau kerana reseptor bau terletak di mukosa bahagian atas hidung.
Hidung juga membantu menghasilkan dengungan (fonasi).
.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
• Pada pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Organ dalam : jantung, paru-paru, ginjal,
hati, lambung, otak, limfa, pankreas, usus halus, usus besar, organ reproduksi jantan , dan organ
reproduksi betina.
2. Organ luar : mata, telinga hidung.
• Makin tinggi derajat suatu hewan, makin
banyak organ tubuh yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk efisiensi kerja,
karena dengan banyaknya organ tubuh maka pembagian kerja akan semakin efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar